Riska mengaku, dahulu rumah yang ia tinggali kini pernah hampir roboh.
Kemudian sempat ada sebuah bantuan perbaikan rumah tak layak huni, namun hingga kini tak kunjung datang juga.
"Akhirnya daripada roboh kami pinjam ke bang emok, total pinjaman kami Rp 27 juta untuk membangun rumah yang kami bagi tiga meter untuk adik dan ibu ini," katanya pada Tribun Jabar.
Untuk membayar utang kepada bang emok tersebut, Riska harus melunasi 4 tagihan dalam sebulan.
Ada yang dibayar setiap hari Senin dan Kamis, ada pula yang dibayar setiap dua minggu.
"Kami meminjam kepada tiga bang emok, ada yang harus dibayar setiap Senin dan Kamis, lalu ada yang per dua minggu, kalau ditotal perbulan kami harus bayar cicilan Rp 1,8 juta," kata Riska.
Jumlah tersebut merupakan dua kali lipat dari gaji Yanto sebagai pelayan toko yang hanya menghasilkan Rp 900 ribu tiap bulannya.
Untuk itu, ibu Riska yang sudah renta terpaksa membuka warung untuk menambah penghasilan.
Riska kini hanya bisa berharap datang bantuan untuk membantu meringankan beban keluarganya.
"Sekarang lahir anak dan tentu ada biaya yang harus diperlukan untuk sehari-hari," katanya.