Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kualat dengan Alam, 45 juta Warga Negara China Pernah Tewas Kelaparan Gegara Burung Emprit

Seto Ajinugroho - Jumat, 17 Januari 2020 | 09:15
Kualat dengan Alam, 45 juta Warga Negara China Pernah Tewas Kelaparan Gegara Burung Emprit
Theguardian.com

Kualat dengan Alam, 45 juta Warga Negara China Pernah Tewas Kelaparan Gegara Burung Emprit

Sosok.ID - Rantai makanan sangatlah penting bagi kehidupan di dunia ini.

Satu saja dalam susunan hilang, maka akan mengakibatkan ketidakseimbangan kehidupan.

Namun bukan manusia namanya jika tidak merusak keseimbangan alam tersebut.

Ada suatu kasus saat sekitar 45 juta orang tewas kelaparan karena berawal dari mereka membunuh burung emprit.

Dikutip dari The Vintage News, pada tahun 1958, pemimpin Republik Rakyat China Mao Zedong membuat peraturan yang terdengar aneh.

Baca Juga: Diremehkan Gegara Lulusan SD Dan Gagal 5 Kali, Pria Asal Pinrang Terbangkan Pesawat Buatannya Hingga Buat Bupati Bereaksi, Begini Videonya!

Ia memerintahkan semua rakyat China agar membunuhi dan memberantas kawanan burung emprit di negaranya.

Ia memerintahkan semua rakyat China agar membunuhi dan memberantas kawanan burung emprit di negaranya.

Alasannya, Mao Zedong berpikir jika burung emprit atau burung pipit dimusnahkan dari seluruh China hasil panen akan baik lantaran burung emprit suka memakan biji-bijian semisal padi yang dijadikan makanan utama rakyat China.

Baiknya hasil panen ini tentunya akan menambah pemasukan dan kehidupan rakyat China yang amat banyak itu.

Mao Zedong tak main-main akan peraturan pembunuhan massal burung emprit ini.

Ia memasukkannya dalam rencana nasional China dan membuat iklan-iklan propaganda 'membunuh burung emprit akan mendapat hadiah dari pemerintah'.

Masyarakat China kemudian dimobilisasi untuk membasmi kawanan burung emprit.

Baca Juga: Diremehkan Gegara Lulusan SD Dan Gagal 5 Kali, Pria Asal Pinrang Terbangkan Pesawat Buatannya Hingga Buat Bupati Bereaksi, Begini Videonya!

Mereka memakai drum dan pemukul untuk menakut-nakuti burung emprit sebelum ditembaki pakai senapan angin.

Lebih kejamnya lagi; sarang pohon dan tempat yang biasa dipakai burung emprit bernaung dirobohkan.

Aksi genosida besar-besaran ini hampir menyebabkan populasi burung emprit di China di ambang kepunahan.

Mao Zedong merasa apa yang dilakukannya sudah benar dan saat itu burung emprit di negaranya sudah sangat jauh berkurang.

Hanya, seperti teori keseimbangan Yin Yang, merusak satu hal akan berdampak pada hal lainnya.

Hilangnya burung emprit bukannya membuat hasil panen petani baik namun malah hancur total.

Baca Juga: Berdarah Dingin, Pengakuan Zuraida Istri Hakim Jamaluddin, Usai Membunuh Ia Tidur Disamping Jenazah Suaminya

Hilangnya burung emprit mengakibatkan hama macam belalang, ulat, dan wereng berkembang biak tidak terkendali di seluruh China.

Fenomena tersebut wajar karena burung emprit adalah predator alami hama pertanian dan celakanya malah dibasmi dengan alasan memakan satu dua biji padi.

Hasil panen gagal total yang membuat seluruh rakyat China dilanda kelaparan.

Kelaparan ini sangat parah karena diperkirakan 45 juta orang lebih tewas akibat program pemerintah yang salah kaprah tersebut. (Seto Aji/Sosok.ID)

Source : vintage news

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x