Tak ayal, pihak keluarga pengantin wanita amat sangat tersinggung dengan sikap sang pengantin pria.
Sedangkan keluarga sang pengantin pria justru merasa ditipu habis-habisan oleh keluarga pengantin wanita.
Keluarga pengantin pria tak habis pikir bagaimana bisa mereka membiarkan anaknya menikahi seorang wanita dengan wajah penuh dengan rambut dan janggung seperti seorang pria.
Tak hanya itu, mereka juga semakin kaget kala suara si pengantin wanita ternyata sedikit keras dan berat seperti pria.
Bagi mereka, wajar anak mereka memutuskan untuk menceraikan sang pengantin wanita.
Di sisi lain, keluarga pengantin wanita mengakui memang penampilan anaknya sedikit menakutkan, tetapi itu hanyalah masalah hormon yang bisa diobati.
Namun lantaran terlanjur sakit hati dengan sikap pengantin pria dan keluarganya, pihak keluarga si wanita meminta besannya untuk mengembalikan uang dan masa kawin yang telah diberikan.
Mereka juga mengatakan bahwa sikap sang pengantin pria telah melecehkan anaknya secara fisik dan mental karena menggunakan janggut sebagai alasan meminta cerai.
Terlepas dari keterkejutan emosional yang besar atas penampilan istrinya.
Permohonan perceraian itu ditolak oleh pengadilan, dan berpikir alasannya tidak masuk akal.