"Kami juga gencar berkomunikasi secara aktif dengan kapal penjaga pantai China agar dengan sendirinya segera meninggalkan perairan tersebut," katanya.
Seperti diketahui, sebanyak 600 personel TNI dikerahkan dalam operasi siaga tempur tersebut.
Lalu, sejumlah alutsista juga diterjunkan untuk mendukung operasi tersebut, antara lain tiga KRI, satu pesawat intai dan satu pesawat Boeing TNI AU.
"Ada tambahan lain dan masih dalam perjalanan menuju Natuna, yakni dua KRI," terangnya.
Mengancam kedaulatan NKRI
Menurut Yudo, kapal ikan asing (KIA) yang melakukan pencurian ikan di perairan Natuna merupakan ancaman serius, karena menyangkut persoalan kedaulatan NKRI.
Menyikapi hal itu, TNI tidak akan tinggal diam.
Operasi siaga tempur akan dilakukan secara menyeluruh baik laut, udara, dan darat.
"Dan itu perbuatan yang sangat mengancam kedaulatan Indonesia. Untuk itu, TNI wajib melakukan penindakan hukum terhadap pelanggar asing yang telah memasuki wilayah dan kegiatan ilegal berupa penangkapan ikan tanpa izin di Indonesia," kata Yudo, Sabtu (4/1/2020).