Sosok.id - Banjir yang melanda sebagian wilayah di Jakarta dan sekitarnya begitu menghebohkan akhir-akhir ini.
Berbagai peristiwa yang terjadi di tengah-tengah bencana itu menjadi viral di media sosial.
Salah satunya adalah aksi seorang camat yang memaki seorang relawan banjir di Wisma Tajur, Ciledug.
Video tersebut dibagikan oleh seorang warganet di media sosial Twitter.
Akun bernama @Oji4712 membagikan video yang diunggah oleh pengguna Facebook bernama Fauzan Mukrim.
Dalam video yang diunggah ke Twitter pada Jumat (3/1/2020) itu terlihat seorang pria yang mengenakan topi memaki seorang pemuda berbaju ungu.
Pria yang diduga adalah Camat Ciledug itu memaki pemuda yang diduga sebagai relawan banjir itu di tengah-tengah kerumunan warga.
Terlihat keadaan sekitar masih tergenang air.
Baca Juga: Capek Habis Narik, Driver Ojol Ini Ketiduran Bangun-bangun Kebanjiran, Teman Malah Tak Menolong
Berdasarkan keterangan dari video tersebut, sang Camat memaki si relawan lantaran tak berkoordinasi dengannya saat menangani korban banjir.
Sementara itu, melansir dari akun Instagram @tangerangkerenn, Camat Ciledug yang diketahui bernama Syarifudin telah melayangkan permintaan maaf.
Melansir dari Kompas.com, Camat Ciledug Syarifudin menjelaskan kronologi sesungguhnya dalam peristiwa viral tersebut.
Menurut pengakuannya, saat itu terjadi miskomunikasi dengan relawan yang diketahui bernama Raja itu.
"Kronologinya itu, Raja meminta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya. Di situ saya bertanya, 'Anda relawan bawa apa saja?'. Ia pun menjawab tak bawa apa-apa, ia hanya membawa selembar kertas dan pulpen," ujar Syarifudin dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Sabtu (4/1/2020).
Menurut keterangannya, ia telah mencari tahu keberadaan Raja melalui anggota Polsek Cileduk yang juga menangani bencana banjir di lokasi tersebut.
Alasannya, penanganan bencana banjir di tempat itu merupakan tanggung jawabnya sebagai pejabat di wilayah tersebut.
Sementara itu, dirinya baru melihat Raja di hari kedua.
"Sebagai pejabat wilayah, saya dan tim Basarnas saat itu bertanggung jawab penuh. Proses evakuasi dalam situasi banjir separah itu harus digerakkan dalam satu komando," terang Syarifudin.
Atas viralnya kejadian tersebut, Syarifudin meminta maaf karena saat itu, akunya, ia tersulut emosi lantaran merasa kelelahan.
"Sudah hari kedua, semua mungkin sudah dalam kondisi lelah begitu juga dengan saya, hingga sempat tersulut emosi," ujarnya.
Syarifudin menjelaskan, dirinya tak bermaksud menghalangi siapa pun yang ingin membantu korban benca banjir.
Kala itu dirinya hanya berniat untuk mencari informasi tentang sosok Raja.
Walaupun demikian, Syarifudin tetap berterima kasih pada semua pihak yang membantu untuk mengevakuasi korban banjir.
"Saya berterima kasih sebesar-bersarnya untuk seluruh relawan dan masyarakat yang telah membantu korban banjir di Kota Tangerang, khususnya di Wisma Tajur. Kita sama –sama berdoa dan terus bergerak, semoga Kota Tangerang cepat pulih," ungkap Syarifudin.(*)