Namun sial nasib Shah Pahlavi, tahun 1979 ia digulingkan, suksesi Iran tak lagi mau memandang AS sebagai teman sejawat.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Dunia, Kebersamaan Rizky Febian dan Lina Terekam Kamera : Rindu Kumpul Kaya Gini
Iran juga lantas membatalkan segala bentuk kerjasama dengan Amerika, termasuk dukungan suku cadang bagi F-14 milik IRIAF.
Tindakan Iran itu seakan mematikan F-14 miliknya sendiri. Namun mereka baru sadar jikalau Tomcat ialah mesin tempur mematikan tatkala perang Iran-Irak tahun 1980-1988.
Si Kucing Gurun F-14 menjadi pion maut saat terbang menyongsong dogfight melawan MiG-21, 23 dan Sukhoi Su-20/22 milik AU Irak.
Terhitung dalam enam bulan pertama, F-14 Iran mampu mencetak 50 kemenangan melawan deretan penempur besutan Soviet milik Irak tersebut.
Padahal awalnya F-14 hanya dijadikan back up bagi IRIAF untuk koordinasi jet tempur lainnya, sebuah pemikiran yang salah.
Baca Juga: Mantan Istri Sule, Lina, Meninggal Dunia
Namun segera pada tahun-tahun genting berikutnya, F-14 dijadikan penempur garis depan Iran untuk memegang superioritas udara.
Tahun 1987, F-14 makin merajalela membuat militer Irak merana.
Terhitung Tomcat melalap 160 pesawat lawan, termasuk 58 MiG-23, 33 Mirage F1, 23 MiG-21, 23 Su-20s / 22s, sembilan MiG-25, lima Tu-22 , dua MiG-27 , satu Mil Mi-24 , satu Dassault Mirage 5 , satu B-6D , satu Aérospatiale Super Frelon ,dan dua pesawat tak dikenal jadi korban keganasan Si Kucing Mengamuk.