Sosok.ID - Rupanya bukan hanya ibukota Jakarta saja yang pernah mengalami bencana banjir tahunan yang semakin parah.
Sekitar 3 tahun yang lalu, warga kelurahan Ulunggolaka, Sulawesi Tenggara pun pernah mengalami banjir tahunan yang hampir menenggelamkan seluruh rumah mereka.
Namun usai bencana banjir tahunan itu berlalu, bukannya terpuruk, warga kelurahan Ulunggolaka, Sulawesi Tenggara justru berubah mendadak kaya raya dalam semalam.
Bak definisi sesungguhnya pepatah lama 'Selalu ada hikmah di balik musibah' kan?
Ya, awal tahun 2020 yang harusnya disambut dengan sukacita justru berubah menjadi duka dan petaka bagi sebagian orang.
Pasalnya, hujan deras sudah mengguyur sejumlah daerah di wilayah Bogor, Jakarta dan sekitarnya sejak malam 31 Desember 2019.
Sejumlah wilayah di Ibukota Jakarta pun terendam genangan air hingga setinggi dada orang dewasa.
Banjir tahunan ini mengakibatkan masyarakat yang terdampak mengalami permasalahan yang kompleks.
Mulai dari kesehatan hingga masalah perekonomiannya.
Namun, ternyata tak semua bencana banjir membuat masyarakat yang terdampak menjadi terpuruk.
Seperti yang ada dalam sebuah pepatah lama "Selalu ada hikmah di balik musibah."
Ternyata, di balik sebuah musibah atau bencana terkadang memberikan berkah yang luar biasa sesudahnya.
Salah satunya sperti yang pernah dialami oleh warga keluarahan Ulunggolaka sekitar 3 tahun yang lalu.
Dilansir Sosok.ID dari Pos Belitung dan Tribunnews wiki, Kamis (2/2/2019) sekitar pertengahan bulan April tahun 2017 silam, banjir tahunan melanda daerah Ulunggolaka, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Selatan.
Banjir tahunan yang melanda daerah ini sama parahnya dengan bencana banjir yang kini tengah dialami oleh sejumlah warga ibukota.
Ratusan rumah terendam dan ribuan barang berharga milik warga habis terbawa arus air yang menggenangi daerah mereka.
Namun usai banjir surut, bukannya terpuruk, warga Ulunggolakamalah mendadak jadi kaya dalam semalam.
Rasanya mustahil bukan kaya raya dalam semalam, terlebih lagi usai ditimpa bencana alam?
Tapi itulah yang terjadi pada warga Ulunggolaka usai banjir merendam rumah mereka.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca Juga: Tunangan! Inilah Sosok Menantu Cristiano Ronaldo yang Ternyata Orang Indonesia!
Melansir Pos Belitung, usai banjir besar merendam ratusan rumah warga, rupanya sungai yang melintasi kelurahan tersebut mendadak dipenuh dengan butiran emas.
Tumpukan emas tersebut ditemukan oleh salah seorang warga yang tengah mencuci piring, Baba.
Kepada awak media, Baba mengaku saat itu ia tengah beristirahat usai makan siang.
Sembari mencuci piring bekas makan siangnya, Baba iseng mendulang seperti penambang emas di bantaran sungai.
Tak disangka, aksi isengnya itu ternyata menghasilkan butiran emas dengan ukuran besar-besar.
"Saya kan tiap hari berprofesi sebagai tukang gergaji pohon.
Saat beristrahat setelah makan siang, saya cuci piring di sungai sambil iseng-iseng mendulang. Eh, ternyata ada emasnya," kata Baba seperti dikutip Sosok.ID dari Pos Belitung.
Tak ayal penemuannya ini pun langsung dikabarkan kepada warga lainnya dan menyebar luas hingga ada warga yang mengikuti jejaknya.
"Ada warga yang tahu kalau saya mendulang emas. Dia ikut dan ini cerita terus beredar hingga saat ini banyak orang yang lokasi tambang itu," tutur Baba.
Saking melimpahnya emas dalam aliran sungai tersebut, dalam sehari ada seorang warga yang bisa mendulang emas 10 hingga 30 gram dalam sehari.
"Sekitar empat hari kabar menyebar luas akhirnya sekarang ratusan orang padati lokasi. Kalau kami berbicara hasil memang ada, Pak.
Saya saja bisa dapat sampai 30 gram sekali mendulang. Pendulangan masih manual," kata Mardin, salah seorang warga yang ikut jadi korban dampak banjir.
Melansir Tribunnews wiki dan Pos Belitung, hingga saat ini, belum ada aparat yang turut mengawasi.
Bupati Kolaka Ahmad Safei menyatakan, pemerintah akan segera menertibkan lokasi penemuan emas tersebut.
Sebab, menurut pengakuan Bupati Kolaka tempat itu masuk dalam wilayah konservasi.
"Itu kawasan konservasi, dilindungi."
"Masyarakat tidak dibenarkan beraktivitas di tempat tersebut," kata Ahmad Safei usai mengikuti HUT Sultra ke-53 di kawasan eks MTQ Kota Kendari.
Maka, pemerintah sedang melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat akan status lokasi tersebut.
Ahmad Safei menegaskan, pemerintah memberikan waktu kepada seluruh warga untuk meninggalkan lokasi tersebut dalam kurun waktu dua minggu ke depan.
"Jika masih ada yang melakukan aktivitas penambangan emas, maka kami akan paksa keluar," tegasnya.
(*)