Dia tidak membenci menjadi temanku.Dia bahkan diam-diam perhatian padaku.Kami mulai berhubungan satu sama lain, kami pergi untuk mengobrol.
Dia juga tahu tentang hubunganku sebelumnya.Dia tahu kesakitanku dan ada lubang di hatiku.
Namun, dia perlahan ingin memberiku harapan baru dalam hidup.Karena itu, aku makin yakin untuk membesarkan anak ini.Jadi tiap kali dia perhatian, aku senang.
Tapi tentu saja, aku juga lebih berhati-hati, aku tak ingin disakiti lagi.Perlahan dia tahu perutku makin membesar.
Saat dia tahu aku hamil dengan pria lain, ia justru memutuskan ingin merawatku.Ia memberiku bunga dan menyatakan perasaannya padaku.
Aku tidak menjanjikan apapun dan juga tidak menolaknya.Aku selalu bahagia bersamanya.Dia sangat lembut, dan merawat aku dan bayiku.Dia selalu mencari informasi di Google, tentang kehamilan.
Dia mencari tahu apa yang boleh dan tidak boleh dimakan ibu hamil, perkembangan janin, dan sebagainya.Dia juga tak keberatan berkonsultasi pada yang lebih ahli.
Terkadang bayi di perut nakal, aku jadi sulit untuk berjalan.Dia lantas memegangi perutku dan berkata, 'Adik bayi.. Mama kesakitan, adik bayi juga sakit?'
Dia selalu mengatakan sesuatu pada bayi di perutku.Aku merasa sangat nyaman dibuatnya.Aku merasa tak adil padanya.Tiap kali aku pergi dengannya, aku merasa malu.Tetapi dia sangat sopan.