Follow Us

Dicekoki Racun Serangga oleh Ibunya, Bocah 10 Tahun Berhasil Lolos dari Maut, Masih Bisa Merangkak Sampai ke Rumah Nenek dan Merintih Minta Tolong Selamatkan Adiknya

Dwi Nur Mashitoh - Minggu, 15 Desember 2019 | 07:00
Bocah 10 tahun merangkak sampai ke rumah nenek minta tolong setelah menenggak racun serangga bareng ibu dan adiknya.
Tribun Solo

Bocah 10 tahun merangkak sampai ke rumah nenek minta tolong setelah menenggak racun serangga bareng ibu dan adiknya.

Sosok.id - Sungguh malang nasib dua bocah yang masih berusia 7 tahun dan 10 tahun asal Jawa Tengah ini.

Karena depresi yang diderita oleh ibu kandungnya selama bertahun-tahun, mereka turut diajak untuk mengakhiri hidupnya.

Beruntung salah satu dari mereka berhasil selamat bahkan masih bisa merangkak sampai ke rumah neneknya untuk mencari pertolongan.

Peristiwa seorang ibu yang mengajak dua anaknya bunuh diri dengan meminum insektisida, menggegerkan Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri, Kamis (12/12/2019).

Baca Juga: Suaminya Digoyang Biduan Bergaun Minim, Pengantin Wanita Ini Lantas Lakukan Hal yang Buat Tamu Terperangah

Ibu itu diketahui bernama W (38).

Ia diyakini mengajak kedua anaknya, yakni KT (7) dan ZI (10), minum insektisida atau obat hama bersama-sama.

Berikut 5 fakta yang terungkap dalam peristiwa ini :

1. Furadan

Informasi yang diterima TribunSolo.com, racun serangga yang dipakai W untuk bunuh diri, adalah Furadan.

Baca Juga: Dua Wanita Seksi Mandi Sambil Motoran di Tengah Jalan, Aksinya yang Viral Berujung di Kepolisian, Ini Sanksi yang Diberikan pada Si Biduan Dangdut dan Kasir Minimarket

Furadan biasanya digunakan untuk insektisida di persawahan.

Racun untuk membasmi hama persawahan ini dijual bebas, baik di toko-toko pertanian, sampai dijual secara online.

2. Depresi Menahun

Kapolsek Purwantoro Iptu Aris Joko Narimo menyebut, pihaknya masih menyelidiki kasus ini.

Baca Juga: Sebelum Menikah dengan Syahrini, Tetanggga Sebut Reino Barack dan Luna Maya Pernah Tinggal Serumah Selama 2 Tahun, Satpam Komplek Sebut Suami Princess Datang Tengah Malam Bawa Koper Besar

Termasuk, apa motif W, bunuh diri dan begitu tega mengajak anaknya melakukan hal serupa.

Tapi warga mengetahui W,memang diduga sudah lama mengalami depresi.

Kaur Kesra Desa Bakalan, Arif Santoso, mengatakan, warga menduga Winarsih sudah mengalami depresi selama 8 tahun terakhir ini.

Dia jarang terlihat keluar rumah, kecuali mengantar anaknya bersekolah.

Baca Juga: Tak Pernah Muncul ke Publik Setelah 15 Tahun Tinggalkan Dunia Hiburan, Mantan Rekan Duet Maia Estianty Berubah Drastis : Sekarang Saya Udah Lebih Jinak

Warga juga tidak tahu apa penyebabnya dia sampai depresi seperti itu.

Namun dia di rumah bersama anaknya, dan suaminya kerja di Jogjakarta.

"Sudah sejak lama warga menduga depresi memang karena menutup diri," papar Arif Santoso, Jumat (13/12/2019).

Arif mengatakan, W sepertinya tak punya masalah dengan suaminya.

Baca Juga: Masih Ingat dengan Lutfiana Ulfa, Gadis 12 Tahun yang Dipoligami oleh Syekh Puji, Kabarnya Sekarang Berubah Drastis dan Bikin Pangling

Meski memang, suaminya jarang terlihat di rumah.

"Suaminya juga sering datang ke sini (rumah korban)," kata Arif Santoso.

Pihaknya tidak memiliki persoalan dengan warga namun diketahui semenjak menutup diri dia diduga depresi.

3. Wasiat 13 Kata

Baca Juga: Jawab Simpang Siur Kabar Ujian Nasional Bakal Dihapus Tahun 2021 Mendatang, Mendikbud Nadiem Makarim Tegas Membantah : Mohon Maaf UN Tidak Dihapuskan Tapi...

Selain obat hama, polisi juga mengamankan barang bukti lain, berupa secarik kertas bertuliskan tulisan tangan, yang diyakini ditulis oleh W.

Kertas itu dirobek dengan tidak rapi.

Bagian pingir dari kertas itu, terlihat benar kalau kertas itu dirobek tidak menggunakan alat potong, dengan cara tergesa-gesa.

W kemudian diduga menulis menggunakan pulpen warna hitam.

Baca Juga: Sambut Kebebasan Ahmad Dhani, Mulan Jameela Unggah Foto Menangis Bahagia, Mantan Rekan Duet Maia Estianty Sebut Ujian Kenikmatan

Ia menulis satu kalimat panjang, menggunakan bahasa Jawa Ngoko.

Total, hanya 13 kalimat yang ditulisnya.

Kalimat ini berisi wasiat, atau permintaan terakhir W yang diharapkanya akan dilakukan keluarga, setelah dia tewas.

Wasiat itu berbunyi : "Nek aku mati aku pengen dikubur karo keluargaku ditumpuk nak ora tak dendeni (Kalau saya mati saya ingin dikubur bersama keluargaku dengan cara ditumpuk, kalau tidak aku akan menghantui).

Baca Juga: Disebut Sebagai Istri Tercantik Soekarno, Terungkap Rahasia Kecantikan Naoko Nemoto yang Masih Segar di Usia 79 Tahun, Mudah Ditiru Wanita Masa Kini

4. Merangkak Minta Tolong

Dalam peristiwa ini, W mengajak 2 anaknya, KT dan ZI, untuk bersama-sama menenggak obat hama.

Tapi, ZI selamat dari maut.

ZI kritis dan dirawat di RS Ponorogo.

Baca Juga: Sedang Jongkok di Closet, Pria Ini Terkejut Usai Tarik Hewan Ini dari Bokongnya

Peristiwa nahas ini terungkap setelah ZI merangkak ke rumah neneknya.

"Rumah neneknya tak jauh dari rumah korban masih satu lingkungan," kata Iptu Aris Joko.

Saat itu Zaki sambil menahan sakit meminta tolong.

Mengetahui hal tersebut nenek korban melakukan pertolongan kepada para korban dibawa menggunakan mobil ke rumah sakit.

Baca Juga: Berita Militer : Kekuatan Masif USAF, Angkatan Udara Paling Superior di Bumi

"Tapi saat dilihat di rumah, W dan KT sudah dalam kondisi sekarat," terang Iptu Aris Joko.

5. Wasiat Dikabulkan

Saat bunuh diri, W meninggalkan secarik kertas berisi tulisan tangannya.

Isinya adalah wasiat, ia minta agar dimakamkan dengan cara ditumpuk bersama anaknya.

Baca Juga: Boroknya Sebagai Gundik Dirut Garuda Sudah Dibongkar Habis-habisan, Puteri Novitasari Ramli Malah Semakin Tak Tahu Malu, Koar-koar Bakal Dilamar Ari Askhara

Warga dan keluarga akhirnya menuruti wasiat W (38) itu.

"Soal wasiat sudah seperti apa yang dituliskan," papar Kaur Kesra Desa Bakalan Arif Santoso, Jumat (13/12/2019). (Tribun Solo/Ryantono Puji Santoso)

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul 5 Fakta Ibu Ajak Anaknya Bunuh Diri di Wonogiri, Tulis Wasiat 13 Kata, Beli Obat Banyak di Warung

Source : Tribun Solo

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Baca Lainnya

Latest