“Padahal, Ko Ayun memiliki sertifikat hak milik rumahnya. Dia enggak mau juga karena banyak cucunya yang masih sekolah di dekat rumah, makanya kami tidak mau untuk pindah,” kata Sandri.
Kemudian, ia pun sempat melayangkan surat ke Ko Ayun yang berisi ancaman agar keluarga Ko Ayun angkat kaki dari rumahnya dan keluar dari rumah Ko Ayun sendiri.
Menurut dia, peristiwa ini pun sudah ada mediasi antara RT dan Lurah setempat.
Namun, nyatanya proyek pembangunan itu tetap dikerjakan.
Bahkan, selang beberapa saat surat ancaman dikirim ke Ko Ayun, tiba-tiba saja tiga orang laki-laki orang suruhan PT Hengtraco menghampiri rumahnya.
Saat itu yang ada di rumahnya hanya mertua yang masih fasih untuk baca tulis dan cucunya yang masih kecil.
“Mereka seolah-olah memaksa mertua saya untuk menanda tangani surat yang katanya isinya tanda terima aja. Padahal ternyata surat itu berisi surat sedia akan dimulainya proyek bangunan itu,” ucapnya.
Setelah selang beberapa saat surat itu ditanda tangani, proyek bangunan depan rumahnyaa itu pun kemudian mulai dikerjakan dan menutupi akses keluar masuk rumahnya.
Sempat terjatuh
Karena bangunan itu menutupi rumahnya, Ko Ayun dan keluarganya pun saat ini sulit untuk keluar masuk.