Dalam manuskrip itu disebutkan bahwa pada musim dingin tahun 373 SM, “Semua tikus dan ular dan serangga dan lipan dan semua hewan di kota tersebut pergi menjauh. Setelah hewan-hewan itu pergi, gempa besar mengguncang Helike pada malam hari. Kota pun terbelah, tenggelam, dan Helike pun menghilang.”
Pada tahun 1975 pemerintah China pernah belajar dari hewan di lingkungan mereka saat berhasil menyelamatkan ribuan warga dari ancaman bencana alam akibat alarm hewan liar.
Saat itu ular besar sedang dalam musim hibernasi, namun tiba-tiba ular-ular yang sedang hibernasi tersebut terbangun dan berpindah tempat bersama-sama ke daerah yang jauh dari sarangnya.
Hal tersebut ditangkap oleh pemerintah China hingga melakukan evakuasi hingga dapat menyelamatkan ribuan nyawa setelah benar terjadi gempa bermagnitudo 7,5 SR mengguncang Haicheng, kota berpenduduk satu juta jiwa di Provinsi Liaoning China.
Namun kebenaran mengenai ikan Oarfish muncul kepermukaan sebagai peratanda gempa dan tsunami besar belum bisa di pertanggung jawabkan secara ilmuah.
Kita hidup di Indonesia yang juga rawan terjadi gempa memang harus senantiasa hati-hati dan waspada pada setia apa yang akan terjadi. (*)