"Alhamdulillah semua yang saya lakukan selama ini di Lampung Barat tidak ada gejolak atau permasalahan hutan di ujung barat Lampung," kata suami dari Sri Maryam Tini ini.
Plt Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Wiyogo Supriyanto mengatakan, kiprah Warsito memang tak perlu diragukan lagi terutama dalam memajukan perhutanan sosial di Lampung.
Warsito yang juga mantan Kepala Dishut Lambar selalu terdepan dan menjadi tolok ukur rimbawan di Bumi Ruwai Jurai. Penghargaan Hutsos merupakan apresiasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Tempo kepada tokoh perhutanan sosial di Indonesia.
Ada lima katagori diantaranya, Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Kemitraan Kehutanan (KK) dan Hutan Adat (HA).
Ketua Persatuan Sarjana Kehutanan Indonesia (Persaki) Lampung MD Wicaksono mengatakan, pengusulan tokoh perhutanan sosial sejak terbitnya surat Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK.
Persaki memilih calon tokoh melalui beberapa diskusi dan rapat. Hingga akhirnya menetapkan Warsito sebagai calon tokoh hutsos yang diusulkan.
Usulan Persaki Lampung juga sejalan dengan usulan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung.
Adanya hasil usulan ini dibahas dan dinilai oleh juri di KLHK bersama pakar yang akhirnya ditetapkan dan diberikan pada acara Festival Pesona (Perhutanan Sosial Nasional) pada 27-28 November 2019 di Manggala Wanabakti KLHK Jakarta. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Kisah Warsito Edukasi Petani Kopi, Tidur di Hutan hingga Bertemu Binatang Buas