Follow Us

Bukan Hanya Ditenggelamkan, Ini yang Akan Dilakukan Menteri Edhy Prabowo Terhadap Kapal Asing Pencuri Ikan Indonesia

Seto Ajinugroho - Selasa, 03 Desember 2019 | 12:00
Bukan Hanya Ditenggelamkan, Ini yang Akan Dilakukan Menteri Edhy Prabowo Terhadap Kapal Asing Pencuri Ikan Indonesia
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bukan Hanya Ditenggelamkan, Ini yang Akan Dilakukan Menteri Edhy Prabowo Terhadap Kapal Asing Pencuri Ikan Indonesia

Sosok.ID - Ditangkapnya kapal-kapal asing pencuri ikan di Indonesia membuat Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengambil beberapa keputusan.

Pasalnya selain akan ditenggelamkan, Edhy mempunyai opsi lain dalam menangani hal ini.

Kebijakannya berbeda dengan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti.

"Saya lebih cenderung menyerahkan ke yang membutuhkan."

"Mungkin diserahkan ke lembaga pendidikan, karena banyak kampus perikanan perlu praktik kapal tanker," ujar Edhy Prabowo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12/2019).

"Kemudian juga bisa diserahkan untuk rumah sakit."

"Ada kapal yang luar biasa besar di Provinsi Aceh yang sampai 3 ribu GT, bisa jadi rumah sakit," sambung Edhy Prabowo.

Meski nantinya dihibahkan, kata Edhy Prabowo, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan memastikan kapal ilegal tersebut dimanfaatkan dengan baik, bukan untuk dijual ke pihak lain.

Baca Juga: Dapat Amplop Gaji Terlalu Tebal dari Suami Majikannya, ART Artis Cantik Ini Malah Kabur dan Pilih Tinggalkan Pekerjaannya, Ada Apa nih?

"Jadi nanti diserahkan dan pengawasannya akan melekat," ucap polikus Partai Gerindra itu.

Edhy Prabowo menilai, proses penyerahan kapal ilegal tentu harus menunggu proses hukum dari pengadilan selesai sampai tuntas.

"Mereka akan kejar pelanggar illegal fishing di tengah laut, dan kami sudah buktikan, ada dua pelanggaran yang terjadi."

"Melibatkan empat kapal, satu di laut Sulawesi, ada kapal dari negara tetangga kita masuk," papar Edhy Prabowo.

"Satu lagi di Selat Malaka kemarin yang juga berbendera negara tetangga."

"Mereka kita kejar dan menyerah, ya enggak perlu lagi tindakan represif kan?" imbuhnya.

Sebelumnya, Edhy Prabowo menegaskan tidak bakal ada lagi penenggelaman kapal, seperti di era pendahulunya, Susi Pudjiastuti.

Saat menjadi Menteri KP, Susi Pudjiastuti terkenal dengan aksi penenggelaman kapal yang melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.

Namun Edhy Prabowo punya kebijakan lain.

Hal itu ia tegaskan saat memimpin simulasi peledakan kapal di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Jembatan II Barelang Batam, Rabu (13/11/2019).

"Tidak ada lagi penenggelaman kapal. Kalau sudah ada kapalnya di pelabuhan, ya ngapain ditenggelamkan?"

Baca Juga: Asyik Dugem Mendadak Digeruduk Polisi, Model Majalah Dewasa Ini Ngamuk Gegara Diminta Tes Urine Sampai Bikin Geger Pengunjung Kelab Malam

"Lain cerita kalau kapalnya lari saat dikejar, ya maka kita tenggelamkan," ujarnya kepada awak media.

Saat ditanya apakah benar-benar bakal tidak ada lagi penenggelaman kapal asing pencuri ikan, Edhy Prabowo menjawab dirinya tidak takut melakukan hal itu.

"Anda jangan pancing-pancing saya untuk melakukan penenggelaman, saya tidak takut! Jika harus ditenggelamkan maka saya tenggelamkan," tegasnya.

Edhy Prabowo menilai upaya penenggelaman kapal oleh menteri sebelumnya merupakan terobosan bagus.

"Oh iya, penenggelaman kapal itu terobosan menteri sebelumnya itu, saya pikir bagus."

"Namun menurut saya mengelola laut bukan hanya sebatas peledakan kapal, namun harus kita pikirkan setelah itu ada pembinaan," tuturnya.

Pembinaan, katanya, bisa berupa pembinaan industri perikanan, perizinan, dan tangkapan yang dihasilkan nelayan.

"Kalau memang kita harus tenggelamkan, tidak ada masalah, maka akan kita lakukan sebagaimana perintah Presiden," ucapnya.

Baca Juga: Takut Diceraikan Suami Gegara Punya Gangguan Jiwa, Seorang Ibu Relakan sang Anak Jadi Budak Nafsu Ayah Tirinya Selama 4 Tahun, Bersedia Saat Diajak Tidur Bertiga

Kata Edhy Prabowo, untuk saat ini ia akan fokus membina nelayan.

"Hal itu sebagaimana perintah Presiden bahwa saya harus membangun komunikasi dengan nelayan, memperbaiki birokrasi dan izin- izin yang sudah lama."

"Saya tegaskan, jangan memusuhi nelayan. Kalau ada yang salah jangan langsung dipidana, harus dibina dulu, sehingga kita menjadi tempat mengadunya nelayan," paparnya.

Tetapi sebaliknya, Edhy Prabowo menegaskan, pihak yang harus diwaspadai adalah pencuri kapal dan pencuri ikan oleh nelayan asing.

"Sejengkal air Indonesia harus kita jaga untuk kedaulatan negara kita, dan untuk warisan anak cucu kita," ucapnya.

Edhy Prabowo melakukan kunjungan kerja ke Batam dalam rangka apel siaga kesiapan anggota Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Jembatan II Barelang Batam.

Dalam sambutannya, Edhy Prabowo mengaku cukup bangga melihat kesiapan anggota PSDK Kota Batam.

"Sebagai wilayah kelautan, kita adalah tombak utama dalam menjaga laut kita," cetusnya.

Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota PSDKP yang siap dalam segala tugas, demi menjaga laut dan sumber daya laut.

"Tugas di tengah laut bukan mudah, harus jauh dari keluarga, tinggal di tengah laut demi menjaga laut Indonesia. Saya bangga," paparnya.

Sebelumnya, Susi Pudjiastuti berharap semua kebijakannya dapat dipertahankan pemerintahan selanjutnya.

Baca Juga: Malu Jadi Omongan Gegara Punya Anak Berkebutuhan, Pria Ini Ceraikan Istri dan Telantarkan Bayinya di Gubuk Penuh Tikus, Pemkot Surabaya Sampai Turun Tangan

Menurutnya, kebijakan yang dibuat oleh kementerian yang ia pimpin terbilang bagus.

"Semuanya, semua kebijakan kita (KKP), karena kebijakan yang kita lakukan sudah bagus," ujarnya di Kantor KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2019).

Salah satunya, ujar Susi Pudjiastuti, program menenggelamkan kapal dalam negeri maupun asing yang terbukti melakukan illegal fishing.

Ia menuturkan, cara tersebut ampuh dan membuat pemilik kapal jera untuk mengulangi perbuatannya tersebut, ketimbang menyita dan melelang kapal tangkapan.

"Ya mesti ditenggelamkan dong (kapal). Kalau disita, ditangkap lagi, kita berapa kali kita menangkap kapal yang sudah ditangkap."

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat penenggelaman 13 kapal nelayan pencuri ikan di Pulau Datuk, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019)
dok Kementerian Kelautan dan Perikanan via Kompas.com

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat penenggelaman 13 kapal nelayan pencuri ikan di Pulau Datuk, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019)

"Terus dilelang, dibeli sama yang punya, balik lagi, nangkap lagi, emang kita kurang kerjaan? Tenggelamkan saja," tegasnya.

"Penalti tidak akan menyelesaikan persoalan, bisa dipakai untuk nyolong lagi," ujarnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, pernah beberapa kali meminta dan mengingatkan menteri asal Pangandaran itu, agar berhenti menenggelamkan kapal.

Namun Susi Pudjiastuti tak peduli. Sejak memimpin KKP, terhitung 556 kapal yang dimusnahkan, sebagian besar berasal dari Vietnam dan Filipina.

Rinciannya, 321 kapal berbendera Vietnam, 92 kapal Filipina, 24 kapal Thailand, 87 kapal Malaysia, Papua Nugini 2 kapal, RRT 3 kapal, Nigeria 1 kapal, Berlize 1 kapal, dan 26 kapal Indonesia.

Saat disinggung mengenai apakah ia tetap ingin menjadi pembantu Presiden, Susi Pudjiastuti enggan menerima pertanyaan dari awak media.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga berharap Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016, terus dipertahankan.

Baca Juga: Kisah Dokter Kena HIV/AIDS, Tiba-tiba Terjangkit HIV Hingga Istri Minta Cerai Jadi Alasan Ingin Cepat Mati, Tapi Kenyataan Sebaliknya, Maruli: Terinveksi HIV dan Duda...

Perpres 44/2016 mengatur tentang Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Terbuka, dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.

"Saya berdoa Presiden tidak merevisi Peraturan Presiden Nomor 44."

"Karena itu bentuk komitmen beliau menjaga sumber daya untuk Indonesia," ucapnya di sela konferensi pers di kantornya, Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Susi Pudjiastuti meyakini Perpres 44/2016 bakal menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Jika sampai direvisi, dia menilai hal ini sangat berbahaya bagi kedaulatan laut Indonesia.

Susi Pudjiastuti juga menyinggung pihak-pihak yang ‎kerap protes karena adanya pengaturan di bidang perikanan.

Menurutnya, peraturan yang dibuat itu semata-mata agar perikanan lebih produktif.

"Orang gila yang berpikir terlalu banyak larangan bikin ikan susah didapat."

"Ikan justru makin banyak kalau jaring yang digunakan jangan terlalu kecil, menangkap dengan zonasi dan lainnya," beber Susi Pudjiastuti.

Baca Juga: Takut Diceraikan Suami Gegara Punya Gangguan Jiwa, Seorang Ibu Relakan sang Anak Jadi Budak Nafsu Ayah Tirinya Selama 4 Tahun, Bersedia Saat Diajak Tidur Bertiga

Susi Pudjiastuti juga mengaku tidak habis pikir soal anggapan yang mengatakan para investor takut masuk ke Indonesia karena ada penenggelaman kapal.

Dia menegaskan, ‎Presiden Jokowi sudah menyatakan investor asing boleh masuk Indonesia, namun hanya untuk membeli dan mengolah ikan.

Sedangkan soal menangkap ikan, itu bagian dari nelayan Indonesia.

"Ada yang bilang investor takut sama penenggelaman kapal, memang yang investasi yang ditenggelami?"

"Kan yang ditenggelami ya yang mencuri ikan."

"Investasi ‎asing memang oleh Presiden tidak diperbolehkan di penangkapan ikan, tapi lain-lainnya terbuka, 100 persen saham asing boleh seperti di pengelolaan," paparnya. (Seno Tri Sulistiyono)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Tak Seperti Susi Pudjiastuti, Edhy Prabowo Pilih Sulap Kapal Pencuri Ikan Jadi Rumah Sakit

Source : Warta Kota

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest