Anehnya sebelum meninggal dunia, pasien tersebut sempat menandatangani dokumen untuk mendonasikan paru-parunya setelah ia meninggal.
Namun, dokter yang membedah pasien tersbeut tersadar sesaat setelah paru-paru tersebut diangkat dari tubuh perokok tersebut.
Dr Chen, dokter bedah yang juga wakil direktur di rumah sakit itu berkata:
"Pasien tidak melakukan CT scan sebelum meninggal dunia. Ia mengalami mati otak, dan paru-parunya langsung diangkat setelah itu." diterjemahkan dari Dailymail.co.uk.
"Awalnya, uji indeks oksigen menunjukkan hasil yang baik. Tapi saat kami melihat wujud asli paru-parunya, kami sadar kami tidak bisa memberikannya pada orang lain," tambah dokter tersebut.
"Kami, warga China, memang gemar merokok. Rasanya percuma jika kami menolak donasi paru-paru dari para perokok. Namun ada aturan yang ketat" kata dokter Chen.
"Kami akan menerima paru-paru dari orang yang berusia kurang dari 60 tahun, tidak ada atau minimal hanya sedikit infeksi pada paru-paru, serta hasil rontgen yang bisa diterima. Jika semua persyaratan itu terpenuhi, maka kami akan mempertimbangkan transplantasi paru-paru," pungkasnya diterjemahkan dari Dailymail.co.uk.
Professor Peter Openshaw dari National Heart and Lung Institute berkata pasien menderita empisema paru-paru.
Kondisi itu menyebabkan paru-paru menjadi sangat meradang dan mengembang, membuat penderitanya sesak nafas.