Menurut Soekarno, dapur dipilih sebagai lokasi komunikasi dengan istri karena dianggap sebagai tempat yang menyenangkan untuk menyampaikan informasi tersebut.
”Mereka mengangkatku sebagai presiden. Rakyat memilihku sebagai presiden,” demikian kutipan pernyataan Soekarno kepada Fatmawati.
Meski telah resmi menjadi Ibu Negara pertama di Indonesia, tak ada respons berlebihan yang ditunjukkan.
Fatmawati hanya membalas dengan bercerita tentang firasat sang ayah, Hassan Din, sebelum meninggal dunia, bahwa Fatmawati akan tinggal di istana yang besar dan putih.
”Jadi ini tidaklah mengagetkanku. Tiga bulan yang lalu, Bapak sudah meramalkannya,” ujar Fatmawati.
Tentu, suasana zaman saat itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan pelantikan presiden saat ini.
Jika pemilihan Soekarno sebagai presiden dirayakan dengan teriakan ”Hidup Bung Karno”, momen tersebut kini dibuat lebih tertib dan sakral.
Sekarang aturan terkait pelantikan presiden dan wakil presiden tertuang secara jelas dalam UUD 1945 hasil amendemen.
Presiden dan wakil presiden terpilih harus mengucapkan sumpahnya di hadapan Sidang Paripurna MPR.
Hingga kini, Indonesia telah melangsungkan pelantikan tujuh sosok presiden.