Baca Juga: Sisi Lain Hingar Bingar Las Vegas, Para Gelandangan di Sana Hidup Layak di Gorong-gorong Kota
Kesehatan menjadi masalah penting di tempat itu karena makanan yang mereka terima sangat tidak layak.
Adapun, untuk jadwal makan, mereka hanya mendapat jatah dua kali sehari, yakni pada pukul 11 pagi dan 10 malam.
"Mereka telah merampas banyak hal dalam hidup saya. Saya adalah seorang kepala keluarga, saya memiliki tanggung jawab, tetapi saya di sini diranta tanpa mengetahui kabar dari keluarga saya," ujar Bello.
Tak hanya berasal dari Nigeria, beberapa siswa bahkan berasal dari luar negeri, seperti Burkina Faso dan Mali.
Dilansir dari Reuters via Mirror, siswa yang terlihat di tempat itu kebanyakan berusia lima tahun hingga menjelang 20-an.
Baca Juga: Kehidupan Mengerikan Penjara Wanita Israel, Tahanan Seakan Terjebak dalam Lingkungan Setan
Beberapa dari mereka, kakinya dirantai bersama dan yang lain kakinya dirantai ke dop logam besar.
Luka permanen bekas cambukan juga terlihat di punggung salah satu siswa.
Kepala kepolisian setempat, Ali Janga mengatakan pada BBC bahwa rumah besar itu digerebek usai didapat informasi mengenai aktivitas mencurigakan di tempat tersebut.
Ali menggambarkan tempat itu sebagai 'rumah penyiksaan' dan mengatakan bahwa tempat itu dijadikan lokasi praktik perbudakan manusia.