Namun, adanya keterbatasan biaya serta kondisi fisiknya, Sungadi tak pernah duduk di bangku sekolah.
"Belum pernah sekolah, bicaranya juga tidak jelas. Kalau diajak bicara nyambung," kata Suwarno.
Kegiatan sehari-hari Sungadi hanya dihabiskan di rumahnya yang juga merupakan tempat tinggal orang tuanya.
Tepatnya di Dukuh Jurang, Desa Sono, Kecamatan Mondokan, Sragen.
Di dalam rumah berukuran sekitar 5x13 meter dengan beralaskan tanah itu, Sungandi hanya terbaring di depan ruang tamu.
Beralaskan kasur kapuk, Sungadi menghabiskan waktunya sembari menonton acara di televisi.
Adapun, dinding rumah sederhana yang terbuat dari anyaman bambu wulung dan kayu turut menemaninya setiap hari.
Menjelang sore, Sungadi akan pindah ke depan pintu tanpa mengenakan kausnya.
Sembari menikmati suasana tenang di sore hari, bobotnya yang berlebih terlihat dengan jelas.
Selain itu, Sungadi juga kerap kali dimintai tolong oleh tetangganya untuk membantu saat ada pembangunan.