Sosok.ID- Biasanya menjadi PSK adalah pilihan terkahir bagi wanita untuk mencari uang.
Namun, wanita asal Amerika Serikat (AS) ini justru sebaliknya.
Katherine Sears (30) memilih PSK sebagai pekerjaan paruh waktunya.
Dilansir dari Mirror pada Senin (9/9/2019), pekerjan itu telah dilakoni sejak tiga tahun yang lalu.
Adapun, ibu satu anak ini memiliki pekerjaan utama sebagai seorang pengacara.
Wanita asal Iowa, AS itu juga memiliki suami seorang pengacara.
Walaupun bekerja sebagai PSK, suaminya, John, justru mendukungnya.
Katherine akan menghabiskan beberapa minggu di rumah pelacuran kemudian pulang ke rumah selama satu minggu.
Dengan pekerjaannya itu, Katherine berharap stigma yang diberikan masyarakat terhadap PSK dapat berubah.
Yakni, dengan lebih sering membahas mengenai pekerjaannya itu.
"Saya rasa, semakin sering membicarakan hal tersebut, semakin besar pula kesempatan kami untuk mendapatkan dekriminalisasi yang kami perjuangkan," ujar Katherine seperti dikutiup dari Mirror.
Walaupun hanya menjadi pekerjaan sampingan, namun penghasilan yang didapat Katherine sungguh fantastis.
Penghasilan itu juga didapat hanya dalam waktu singkat.
Pada satu kesempatan, Katherine bahkan berhasil menghasilkan uang sekitar Rp 780 juta.
Adapun, uang sebanyak itu didapat hanya dalam waktu tiga minggu.
Di hari yang sibuk, Katherine bahkan bisa mendapatkan 10 hingga 15 klien.
Dilansir dari KCCI via Mirror, Katherine menceritakan bagaimana ia menjalani hari-harinya di rumah pelacuran tersebut.
Ia bahkan harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk satu orang klien.
Namun, saat ini Katherine tengah mengambil cuti.
Sebab, ia ingin menikmati hari-harinya bersama buah hatinya yang masih berusia empat bulan.
Selain itu, ia juga ingin fokus untuk mendirikan sebuah firma hukum.
Ia juga mengutarakan harapannya agar masyarakat mengubah pandangan mereka terhadap PSK.
"PSK adalah manusia. Teman-teman PSK yang saya kenal termasuk orang-orang hebat yang pernah saya temui," ujarnya.
Menurutnya, orang-orang kesal terhadap PSK tanpa sebab yang mereka ketahui.
"Kita merendahkan wanita yang terbuka terhadap seksualitasnya," ujarnya.
"Anda seharusnya mengikuti aturan ini, jika tidak, maka Anda salah," lanjutnya.
"Jadi, saya pikir, karena itulah banyak indoktrin mengenai kami," pungkasnya.
(*)