Laila berpesan kepada pelajar yang sedang menempuh pendidikan, agar jangan mudah pasrah kepada keadaan.
Ia yang terlahir dari anak tukang becak dan petani dengan kegigihanya dapat merai gelar doktoral diusia yang cukup muda ingin menginspirasi pemuda Indonesia.
Baginya, orang miskin sama-sama memiliki kesempatan yang besar untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi.
Tidak ada orang bodoh jika keinginan untuk belajar sangat kuat.
"Kata siapa orang miskin tidak bisa sukses? Saya sudah membuktikannya. Ayah saya tukang becak dan ibu saya buruh tani. Namun, tekad yang kuat untuk mengangkat martabat kedua orangtua saya, saya menjawabnya dengan prestasi pendidikan," ujar dia, dikutip dari Surya.co.id.
Saningrat mengaku bangga dengan pencapaian anak perempuannya tersebut.
Bahkan ia menuturkan selalu deraikan air mata ketika berdoa untuk kelancaran anaknya tersebut.
Baca Juga: Gegara Sebuah Kesalahpahaman, Pria Malang Ini Terus Diserang Seekor Burung Gagak Selama 3 Tahun
Sebab sejak menempuh pendidikan di ITS, Laila tak pernah meminta biaya dari kedua orang tuanya.
"Seingat saya, biaya yang saya keluarkan hanya untuk membelikan dia sepeda motor dan laptop.
Selain itu, saya sudah tidak membiayainya karena Laila sudah mengaku mandiri," ungkap Saningrat, saat ditemui di kediamannya, dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.