Dihubungi melalui sambungan telephon Mutholib mengaku jika Masirin merupakan tetangga yang tinggal di depan rumahnya di Kabupaten Blora.
“Iya saya jemput tadi sore. Tahunya dari media sosial. Mbah Masirin ini tinggalnya di depan rumah saya di Blora,” ujarnya, Sabtu (7/9/2019).
Mutholib menambahkan, saat ini Masirin beristirahat di rumahnya menunggu untuk dijemput keluarganya dari Blora.
Dia mengatakan, Mbah Masirin memang setiap tahun, tepatnya di Bulan Suro atau tahun Jawa melakukan pendakian ke puncak Gunung Lawu.
“Setiap tahun, tepatnya Bulan Suro seperti ini Mbah Masirin itu naik ke Gunung Lawu,” tambahnya.
Sebelumnya, kakek Masirin ditemukan tersesat di Hutan Sabrangan, Taman Hutan Raya Ngargoyoso (Tahura) Gunung Lawu oleh warga setempat saat sedang mencari rumput.
Mbah Masirin yang nekat mendaki puncak Lawu sendirian diduga tersesat karena saat ditemukan dia tergeletak tak berdaya di tengah hutan.
Marwoto, salah satu petugas di Tahura mengatakan, Mbah Masirin berangkat menuju Puncak Lawu melalui pos Cemoro Kandang pada Rabu (4/9/2019).
Namun, oleh AGL, pengelola Pos Cemoro Kandang, kakek tersebut diimbau untuk tidak melakukan pendakian karena faktor usia.
Pada Kamis pagi kakek Masirin nekat melakan pendakian tanpa sepengetahuan pengelola pendakian.