Insiden kekerasan tersebut membuat L mengalami luka bakar di tubuhnya, dan langsung kabur dari rumah.
Warga sekitar yang melihat siswi L lari dengan kondisi luka dan menangis langsung memberikan pertolongan.
Akibat insiden kekerasan yang ia alami membuat siswi L menjadi trauma, tapi Ketua TPKK Lahat tetap mendampingi korban hingga sembuh dari luka bakarnya.
"Kami prihatin, dengan kejadian ini. Bahkan, diketahui pelaku adalah keluarga korban sendiri," kata Lidyawati, Sabtu (24/8/2019), dikutip Sosok.ID dari Kompas.com.
Korban tinggal bersama dengan sang Bibi setelah kedua orang tuanya bercerai.
Karena kedua orangtuanya berada di tempat berbeda, akhirnya korban dititipkan di rumah S, Bibinya yang masih merupakan kakak kandung dari sang ibu.
"Kami akan dampingi korban. Biaya sekolah dan kehidupannya akan ditanggung PKK," ujar dia, dilansir Sosok.ID dari laman Kompas.com.
Kasat Reskrim Polres Lahat AKP Satria Dwi Dharma menyampaikan , saat ini tersangka telah diamankan untuk dimintai keterangan atas insiden tersebut.
"Karena kesal korban pulang telat, akhirnya pelaku menganiaya korban dengan setrika. Sekarang pelaku masih kami periksa," kata Satria, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Satria, motif pelaku melakukan hal tersebut lantaran sang keponakan tak memberi kabar kalau dia telat pulang kerumah.