Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Rahmadi, Dikurung di Dalam Kotak Selama 3 Tahun Oleh Orangtuanya, Kondisinya Memprihatinkan

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Minggu, 25 Agustus 2019 | 15:00
Rahmadi (baju merah) saat digendong ayahnya dan dikembalikan ke pihak keluarga.
SRIPOKU.com | Reigan

Rahmadi (baju merah) saat digendong ayahnya dan dikembalikan ke pihak keluarga.

Sosok.ID- Rabu (21/8/2019), warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) melaporkan kondisi memprihatinkan seorang remaja bernama Rahmadi kepada pihak berwenang.

Rahmadi (17), dikurung oleh orangtua kandungnya didalam kotak kecil dan dikunci dari luar.

Ia dikurung seperti itu sudah sejak tiga tahun yang lalu oleh kedua orangtuanya.

Dikurung dalam kotak dan ditelantarkan membuat tubuh Rahmadi mengecil.

Hal itu diperparah karena Rahmadi memang memiliki keterbelakangan mental dan susah berbicara.

Baca Juga: 3 Tahun Tinggalkan Keluarga Cendana, Lulu Tobing Akhirnya Resmi Dipersunting Cucu Juragan Kapal

Selama tiga tahun ini Rahmadi harus menjalani kehidupan suramnya dengan dikurung di dalam kotak dan di kunci dari luar.

Sehingga membuat Rahmadi harus makan dan buang air di tempat yang sama di dalam kotak tersebut.

Setelah dilaporkan oleh tetangganya kepada pihak yang berwenang pada (23/8/19), Rahmadi kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) PALI lantaran diduga mengalami kekurangan gizi.

Dilansir oleh Sosok.ID dari SRIPOKU.com, sambil meneteskan air mata seorang tetangga mengatakan, "Kami tidak tega, melihat Rahmadi madan dan BAB ditempat yang sama. Saat kami lihat kondisinya semakin memprihatinkan kami berinisiatif langsung membawa ke rumah sakit".

Baca Juga: Seorang Ayah Terpaksa Bopong Jenazah Anaknya Pulang Jalan Kaki Gara-gara Ditolak Pinjam Ambulans, Dinkes Tangerang: Saya Mohon Maaf

Tetangga Rahmadi menuturkan, kondisi buruk yang dialami oleh remaja berusia tujuh belas tahun itu sudah sejak Almarhumah Nyami (50) orang tua angkat Rahmadi meninggal dunia pada tahun 2016 lalu.

Sebab sejak Rahmadi kecil sudah diasuh orangtua angkatnya tersebut dan tinggal di Pulau Jawa.

Namun sepeninggalan ibu angkatnya, ia dikembalikan ke rumah orang tuanya di Sumatera Selatan hingga sekarang.

Bahkan sebelum dikurung di dalam kotak, Rahmadi juga pernah mengalami hal yang hampir serupa.

Baca Juga: Bak Ajang Permainan, Seekor Walabi Nyaris Mati Usai Ditembak Berulang Kali dan Dijadikan Lelucon oleh Sekelompok Remaja

Ia sempat tinggal dibawah pohon pisang.

Sementara itu, dr. Fadly yang menangani Rahmadi di RSUD Talang Ubi melakukan perawatan darurat serta melakukan pengecekan gizi kepadanya.

Menurutnya, dengan berat badan dan tinggi badan Rahmadi seperti saat ini memang tidak seusai dengan ana berusia tujuh belas tahun lainnya.

Kedua orangtua Rahmadi ketika ditemui Dinas Sosial PALI, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak PALI, Dinas Kesehatan PALI, serta Kades Sungai Baung mengungkapkan alasan di balik pengurungan terhadap anak remajanya itu.

Baca Juga: Biadab! Seorang Ayah Tega jadikan 2 Putrinya Sebagai Budak Seks Selama 9 Tahun

Alasan ekonomi keluargalah yang membuat Rahmadi harus dikurung oleh orangtuanya.

Sebab keduanya tak bisa menjaga Rahmadi selama dua puluh empat jam, sementara mereka harus bekerja di ladang untuk menyadap karet demi menyambung hidup sehari-hari.

Tambah mereka, apabila anaknya ditinggal sendirian di rumah tanpa dikurung, maka Rahmadi bisa keluyuran.

Kedua orangtuanya takut apabila remaja yang mengalami keterbelakangan mental tersebut berbuat aneh-aneh ketika ditinggal dirumah tanpa dikurung di dalam kotak.

Baca Juga: Armedan Jamel, Remaja Asal Riau Memiliki TInggi Badan 2,6 Meter, Bercita-cita Jadi Atlet Voli

"Kalau ditinggalkan sendirian, dia (Rahmadi) suka keluyuran. Jadi, takutnya kalau main kejalan bisa tertabrak kendaraan," kata Bari (50), Ayah Kandung Rahmadi, dikutip dari SRIPOKU.com.

Selain itu, dirinya mengurung Rahmadi di belakang rumah dalam kotak layaknya sebuah kandang kambing, lantaran tidak percaya jika bisa ditinggal sendirian.

Hal ini lantaran kondisi Rahmadi yang mengalami gangguan keterbelakangan mental serta tunawicara.

"Kalau ditinggal sendirian di rumah, kami juga takut terjadi apa-apa. Karena dia (Rahmadi) suka sembarangan pegang barang," katanya, dikutip dari SRIPOKU.com.

Baca Juga: Viral, Terpikat Suara Merdunya Saat Nyinden, Seorang Pemuda 24 Tahun Kepincut Nikahi Janda

Setelah pertemuan tersebut, Bari (50) dan Warti (48), orangtua dari Rahmadi bersedia untuk mengurus remaja itu dengan layak.

"Jika mereka (orang tua Rahmadi) masih melakukan hal sama (mengurung dan memukul) anaknya, maka mereka siap diproses secara hukum. Itu tertuang dalam surat perjanjian yang dibuat," ungkap Fahruddin, Kepala Bidang Sosial dan Rehabilitasi Dinas Sosial PALI, Kamis (22/8/19), dikutip dari SRIPOKU.com.

"Jadi, setelah kita mediasi dan melakukan pendekatan, penyuluhan dan pencerahan secara persuasif pada orang tua, dalam surat perjanjian itu mereka bersedia mengurus dan merawat kembali anaknya dengan baik," jelasnya, dikutip dari SRIPOKU.com.

(*)

Source :YouTube Sripoku.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x