Sosok.id - Pada 24 Agustus 2012, Anders Behring Breivik dijatuhi hukuman 21 tahun penjara.
Usai melakukan melakukan penembakan dan pengeboman pada 22 Juli 2011 di Oslo, Norwegia.
Dari peristiwa itu, dilansir dari The Sun, sebanyak 77 jiwa melayang.
Namun, usai ditangkap dan dihukum, ia malah menggugat pihak otoritas setempat.
Dengan alasan, hak asasinya sebagai manusia telah dirampas.
Pasalnya, selama ditahanan, ia ditempatkan di sel isolasi.
Menurut penjelasan pihak berwenang, narapidana dengan pemikiran ekstrimis memang akan ditempatkan di sel isolasi.
Hal itu untuk menghindari adanya kontak dengan narapidana lain yang mungkin akan diserang atau menyerangnya.
Profil
Anders Behring Breivik adalah seorang anak yang berasal dari keluarga broken home.
Ia lahir di Oslo, Norwegia pada 13 Februari 1979.
Baca Juga: Aris Asal Mojokerto Jadi Orang Pertama di Indonesia yang Bakal Dikebiri Akibat Cabuli 9 Anak
Ayahnya, Jen Breivik, adalah seorang ekonom Norwegia yang bertugas di London.
Sementara ibunya yang bernama Wenche Behring adalah seorang perawat.
Kedua orang tua Anders bercerai sejak ia berusia satu tahun.
Akibat perceraian kedua orang tuanya itu, ia kemudian tumbuh dengan masalah kesehatan mental.
Berdasarkan informasi dari pihak kepolisian, Anders diperkirakan telah melakukan rencana pembunuhan sejak 2009.
Tepatnya, saat ia berkunjung ke Praha dengan maksud untuk membeli senjata api.
Pada 2011, Anders pindah ke kota kecil bernama Rena dan mulai membuka bisnis pertanian yang bernama Brievik Geofarm.
Diketahui, pada 11 Mei 2011, Brievik Geofarm membeli enam ton pupuk.
Usai diperiksa, ternyata bom yang digunakan Anders dalam aksinya pada 22 Juli 2011 itu terbuat dari campuran bahan bakar dan pupuk.
Peristiwa 22 Juli 2011
Seperti yang telah disebutkan di atas, Anders merupakan pelaku penembakan massal dan pengeboman di Oslo pada 22 Juli 2019.
Aksinya itu dilakukannya di dua tempat berbeda di hari yang sama.
Akibatnya, 77 orang terbunuh.
Anders juga menuliskan alasan mengerikan mengapa ia melakukan aksinya pembantaian tersebut.
Lebih dari 1.500 halaman penuh dengan ujaran kebencian, Breivik menyatakan perang terhadap Muslim.
Selain itu, ia juga bersumpah akan menjatuhkan peradaban negara-negara Barat pada 2083.
Tulisan itu lalu dikirim ke 5.700 e-mail dengan judul 2083 - A European Declaration of Independence.
Namun, setahun kemudian, ia dijatuhi hukuman penjara selama 21 tahun.
Tetapi, hukuman itu bisa diperpanjang lagi jika ia masih dianggap berbahanya dan mengancam publik.
Selama di penjara, ia mengganti namanya dengan Fjotolf Hansen.
Ia juga menggambarkan dirinya sebagai neo-Nazi tradisional yang menyembah Dewa Viking, Odin.
Baca Juga: Garry Ray Bowles, Pembunuh Brutal yang Sempat-sempatnya Minta Burger Sebelum Disuntik Mati
Anders mengaku telah merencanakan pembantaian pada 22 Juli 2011 itu selama sembilan tahun.
Aksi pertamanya adalah dengan meletakkan mobil yang berisi bom di luar markas pemerintah Oslo.
Dari peristiwa itu, delapan orang meninggal dan puluhan orang luka-luka.
Setelah itu, ia kemudian mengenakan pakaian polisi dan pergi ke Pulau Utoya dan menembak 69 orang.
Korban kebanyakan adalah remaja.
Sebab, pulau tersebut merupakan tempat diselenggarakannya kemah musim panas untuk para pemuda.
Ia lalu ditangkap dan ditahan.
Walaupun Anders mengakui perbuatannya, tapi ia tidak mau mengaku bersalah.
Ia mengatakan bahwa ia adalah bagian dari kelompok teroris yang memiliki sel-sel yang masih bebas berkeliaran.
Atas perbuatannya itu, ia dijatuhi hukuman penjara selama 21 tahun.
Namun, apabila dia masih memberikan pernyataan yang berbahaya, mungkin hukumannya akan terus diperpanjang.(*)