Hal ini seperti yang diungkapkan Bhabinkamtibmas Jaglan, Aipda Tarmuji.
"Dalam ponsel korban itu ada aplikasi ojek online. Nah dilacak melalui itu. Kok kebetulan ponsel yang dicuri itu dalam kondisi belum dimatikan dayanya, sehingga GPS masih menyala," ucap Aipda Tarmuji.
Warga sekitar lantas menemukan HP Andreas di belakang pos kamling yang ditutupi semak dan pecahan genteng.
"Mereka tak langsung mengambil ponselnya. Tetapi malah sembunyi sambil menunggu siapa yang akan mengambilnya," ucap Tarmuji.
Warga lantas mengintai siapa orang yang mengambil ponsel tersebut dan diketahui sosok Bagong lah yang diam-diam membawa ponsel itu dan menyembunyikannya di selokan kering belakang rumahnya.
Warga yang kesal terlihat hendak mengeroyok Bagong yang tertangkap basah mengambil ponsel Andreas.
Bahkan, Aipda Tarmuji rela tubuhnya diinjak massa saat mengevakuasi maling tersebut.
"Saat saya datang ke TKP dengan Pak Babinsa, sudah ada 100-an warga yang mengepung rumah Bagong.
Warga tampak sudah geram dan ingin menghajar Bagong saat itu.
Saat saya masuk ke rumahnya, Bagong ada di lantai dua, sedangkan di lantai 1 ada sejumlah tokoh masyrakat yang berupaya menenangkan warga," jelas Aipda Tarmuji.
Ia pun lantas menamengi Bagong untuk dibawa keluar rumah untuk dievakuasi.