Sosok.ID - Demonstrasi yang berujung kerusuhan terjadi di gedung DPRD Papua Barat, Senin (19/8/2019).
Kerusuhan di Manokwari ini dipicu adanya perlakuan ormas dan aparat yang dianggap menghina mahasiswa Papua di Malang, Surabaya dan Semarang.
Mengutip Kompas.com dan Tribunnews, Rabu (21/8/2019) bahkan Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan, situasi Senin siang (19/8/2019) sempat memanas tak terkendali.
"Setelah komunikasi dengan pendemo, situasinya bisa dikendalikan. Saat ini sedang cooling down, situasi semakin kondusif. Mohon doa dan dukungannya," kata Lakotani seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Jika Jadi Dibeli, Su-35 Indonesia Tak Bisa Dibandingkan dengan F-35 Lightning II
Namun kerusuhan juga terjadi di Fakfak dan sekarang situasi sudah dikendalikan oleh aparat.
"Ada pergerakan massa di Fakfak juga, diduga melakukan pembakaran di pasar dan beberapa objek vital, tetapi Insya Allah bisa dikendalikan," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Muhammad Iqbal di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2019) seperti dilansir dari Kompas.com.
Mengutip Tribun Papua, Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani mengatakan satu kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburani di Fakfak dibakar massa pada Rabu pagi.
"Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Thumburuni," kata Lakotani, seperti dikutip dari dari Tribun Papua, Rabu (21/8/2019) siang.
Postingan Goliath Tabuni
Postingan Twitter Goliath Tabuni bebarengan dengan kejadian ini menuai kontroversi.