Detik-detik menjelang pembacaan teks proklamasi Indonesia dianggap terlalu tergesa-gesa oleh Soekarno.
Pasalnya pada tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta masih berada di Rengasdengklok setelah diasingkang oleh golongan pemuda dimalam sebelumnya.
Sekembalinya dari pengasingan di Rengasdengklok, persiapan kemerdekaan otomatis hanya sehari saja pada 16 Agustus 1945.
Sementara itu, dalam sejarah berdirinya Malaysia dipersiapkan dengan matang mengenai upacara serah terima kekuasaan dari Inggris kepada Federasi Malaysia di stadion Merdeka, Kuala Lumpur.
Dalam buku berjudul "A History of Malaysia", persiapan serah terima kekuasaan tersebut terlihat sangant matang dengan dihadirinya utusan negara-negara lain seperti Thailand, Vietnam, Burma, Kamboja, Jepang, India, bahkan Afrika Selatan.
Termasuk juga upacara ini diliput oleh media internasional dan disiarkan ke seantero dunia.
3. Kemerdekaan Indonesia terlakasana dengan hikmat, sedang kemerdekaan Malaysia dengan sukacita dan pesta.
Indonesia dalam meraih kemerdekaan bisa dikatakan dengan sangat hikmat, tertulis dalam buku yang berjudul "17-8-1945: Fakta, Drama, Misteri", karya Hendri F Isnaeni, Bahkan saking hikmatnya, perekam momen pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia, Frans Mendur sempat terharu dan hampir lupa untuk mengabadikan momen tersebut melalui jepretan kamerannya.
Bahkan yang menghadiri pembacaan proklamasi kemerdekaan di Rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 juga tidak banyak untuk menghindari keributan dengan tentara Jepang yang masih membahayakan.
Sementara itu, Malaysia memeperingati hari bersejarahnya dalam rangka menjadi sebuah negara yang utuh dengan sukacita dan pesta.