Buku-buku itu kemudian dilubangi menggunakan jarum.
Tujuannya, agar mereka dapat berkomunikasi menggunakan huruf braile.
Dengan demikian, Belanda tak akan mengetahui komunikasi yang terjadi di antara keduanya.
Tak hanya itu saja, telur pun dimanfaatkan oleh keduanya untuk menyampaikan pesan.
Dengan alibi membawakan bekal, telur-telur itu akan diberi kode rahasia oleh Inggit.
Kemudian Soekarno akan memeriksa seluruh permukaan telur itu.
Agar ia dapat mengetahui informasi yang hendak disampaikan Inggit.
Jika ada satu tusukan jarum di kulit telur berarti "Kabar baik".
Dua tusukan berarti "Seorang kawan ditangkap".
Baca Juga: Kisah Pilu di Akhir Hayat Bung Karno, Sendiri dan Diasingkan, Bahkan Kentut Pun Dianggap Berpolitik
Sementara untuk tiga tusukan berarti "Penyergapan besar-besaran. Semua pemimpin ditangkap".