Baca Juga: Bukan Dikubur, Ritual Orang Anga Papua yang Memajang Mayat Sampai Tercium Aroma Khas Jenazah
Melansir dari Intisari, orang Belanda menyebutnya dengan De Klimmast atau yang dalam bahasa Indonesia berarti panjat tiang.
Bangsa mereka biasa menyelenggarakan perlombaan itu pada tanggal 31 Agustus.
Tanggal yang bertepatan dengan ulang tahun sang ratu Belanda, Ratu Wihelmina.
Akan tetapi, dalam prakteknya, lomba ini tidak hanya digelar pada tanggal 31 Agustus saja.
Melainkan dirayakan juga di hari-hari besar negara atau saat ada hajatan.
Baca Juga: Dalianto, Bunuh Kakak Ipar Lantaran Korban Sering Caci Maki Istri dan Mertua
Lomba untuk pribumi
Pada masa penjajahan, lomba ini diselenggarakan oleh Belanda untuk pribumi.
Mereka akan menggantungkan bahan-bahan pokok di sebuah batang pohon pinang.
Kemudian melumuri minyak di seluruh badan batang.
Adapun hadiah yang digantung biasanya berupa makanan, gula, pakaian, dan tepung.