Follow Us

Sejarah di Balik Lomba Panjat Pinang, Tradisi Hiburan Belanda yang Manfaatkan Penderitaan Pribumi

Dwi Nur Mashitoh - Selasa, 13 Agustus 2019 | 06:00
Sejarah panjat pinang
Kompasiana/Gustaaf Kusno

Sejarah panjat pinang

Baca Juga: Bukan Dikubur, Ritual Orang Anga Papua yang Memajang Mayat Sampai Tercium Aroma Khas Jenazah

Melansir dari Intisari, orang Belanda menyebutnya dengan De Klimmast atau yang dalam bahasa Indonesia berarti panjat tiang.

Bangsa mereka biasa menyelenggarakan perlombaan itu pada tanggal 31 Agustus.

Tanggal yang bertepatan dengan ulang tahun sang ratu Belanda, Ratu Wihelmina.

Akan tetapi, dalam prakteknya, lomba ini tidak hanya digelar pada tanggal 31 Agustus saja.

Melainkan dirayakan juga di hari-hari besar negara atau saat ada hajatan.

Baca Juga: Dalianto, Bunuh Kakak Ipar Lantaran Korban Sering Caci Maki Istri dan Mertua

Lomba untuk pribumi

Pada masa penjajahan, lomba ini diselenggarakan oleh Belanda untuk pribumi.

Mereka akan menggantungkan bahan-bahan pokok di sebuah batang pohon pinang.

Kemudian melumuri minyak di seluruh badan batang.

Adapun hadiah yang digantung biasanya berupa makanan, gula, pakaian, dan tepung.

Source : Kompas.com, intisari

Editor : Tata Lugas Nastiti

Baca Lainnya

Latest