Bahkan ia berusaha dengan keras untuk membentuk pemerintahan agar perompaknya terikat dan dilindungi oleh hukum.
Tidak hanya itu, setiap hasil jarahan juga harus dilaporkan terlebih dahulu sebelum didistribusikan.
Kapal mana pun juga berhak menyimpan 20 persen hasil jarahan, sedangkan 80 persennya akan dimasukkan ke dalam dana kolektif.
Ching Shih juga menetapkan aturan yang ketat mengenai perlakuan terhadap tahanan, terutama tahanan wanita.
Jika mereka memiliki paras yang kurang cantik, mereka akan dibebaskan tanpa disiksa.
Ia mengizinkan perompaknya untuk menikahi tahanan yang cantik, tapi dengan syarat harus setia pada mereka.
Jika perompaknya ada yang melakukan pelecehan terhadap tahanan wanita, maka mereka akan dieksekusi.
Selama kepemimpinannya, ia bersama perompaknya menjarah desa-desa di pesisir Makau hingga Kanton.
Bahkan ia dijuluki sebagai "The Terror of South China" atau teror Cina Selatan.
Jika ada yang melawannya, ia tak segan-segan menghukum mereka dengan memaku kaki mereka di kapal kemudian dipukuli.
Semua kapal milik Cina, Portugis, dan Inggris bahkan jatuh ke tangan Chang Shih yang tak terkalahkan.