Baginya, buku dan ilmu adalah harta yang mahal.
Oleh sebab itu, ia ingin memberikan harta yang mahal itu pada istrinya.
Buku itu menjadi saksi bisu pernikahan keduanya yang diselenggarakan pada 18 November 1945.
Naik haji dari upah menulis
Tidak hanya digunakan sebagai mas kawin, tulisan Hatta juga mengantarnya hingga ke Tanah Suci.
Mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan oleh Majalah Intisari No.647 Agustus 2016, pada 1952 Hatta hendak melaksanakan ibadah haji bersama sang istri dan dua saudarinya.
Sebagai seorang wakil presiden, ia memiliki fasilitas untuk naik haji dengan biaya dari negara.
Namun, fasilitas yang ditawarkan oleh sahabatnya, Soekarno, yang saat itu menjabat sebagai presiden pun ditolaknya mentah-mentah.
Alasannya, ia ingin menjalani ibadah haji sebagai rakyat biasa, bukan sebagai pejabat.
Akhirnya, ia menunaikan rukun islam yang ke lima itu.
Menggunakan uang honor menulis beberapa bukunya yang diterbitkan.