"Cukup mengejutkan ya. Begini, pertama saya mengapresiasi kreativitas dari anak-anak muda ini, tetapi alangkah baiknya kalau kreativitas ini juga diarahkan ke hal-hal yang positif.
Hal positif itu dalam arti edukatif, mengedepankan juga kesantunan, dan mengarahkan kepada pembangunan karakter bangsa," ujar pria yang akrab disapa Kak Seto tersebut kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2019).
Selain kreatif, lanjut dia, anak muda tetap harus disiplin dan menjaga sopan santun.
Ia mengatakan, dalam membuat sebuah karya, sebaiknya musisi mempertimbangkan hal-hal yang layak dan tak layak bagi penonton anak.
Apalagi, lanjutnya, video tersebut mampu mengundang jutaan penonton.
Baca Juga: Tak Peduli Sudah Punya Suami, Mahasiswa Ini Nekat Nyatakan Perasaan Sayang Kepada Dosennya
"Ya itu tadi, kalau contoh-contohnya adalah misalnya pakaian yang asal-asalan, kemudian ada tato-tato, dan sebagainya memang dikhawatirkan anak-anak ini, kan, peniru-peniru yang terbaik.
Ini justru akan meniru hal-hal yang negatif tadi," katanya, dilansir dari Kompas.com.
Tak hanya itu, Seto juga merekomendasikan pertemuan beberapa pihak terkait untuk membahas pengawasan yang lebih ketat terhadap media-media non-free to air semacam YouTube.
"Katakanlah ini kaitannya dengan Kemendikbud, mungkin juga Kementerian Kominfo,
kemudian Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.