"Truk biasa, truk tanah itu. Enggak ada logonya, pelatnya juga kalau truk pemerintah kan plat kuning, ini mah plat biasa, plat hitam. Swasta hitungannya," jelasnya.
Menurut keterangan Madih, pabrik kertas itu berinisial F.
Menurutnya juga, perusahaan itu mengimpor bahan baku pembuatan kertas dari luar negeri.
Jadi kemungkinan sampah-sampah itu ikut tercampur dengan bahan baku kertas.
Tahun 2017, intensitas truk mengirim sampah bisa mencapai 10 kali dalam sehari.
Namun untuk saat ini intensitasnya berkurang jauh.
"Sekarang dia buangnya ke Nawit. Situ paling banyak mah, bisa 20-40 rit nyampe sehari," kata Madih.
Baca Juga: Viral, Seorang Gadis Rayakan Sweet Seventeen di Arena Ice Skating Mal Taman Anggrek
Di lokasi pembuangan sampah asing itu terdapat lubang dengan diameter kurang lebih 10 meter.
Dasar lubang itu telah tertimbung sampah yang tidak diketahui kedalamannya.(*)