Namun karena ia masih menganggap bahwa dalam menghadapi saudara setanah air walaupun pada saat itu sedang berseberangan ia harus punya ketegasan sekaligus belas kasih.
Sarwo Edhie Wibowo memadukan operasi tempur dengan operasi non tempur dalam menghadapi Lodewijk Mandtjan dan pasukannya.
Karena menurutnya strategi non tempur digunakan lantaran ia menganggap para KKB Papua itu masih merupakan saudaranya sebagsa dan setanah air.
"Kalau pemberontak kita pukul terus menerus, mereka pasti hancur. Tetapi mereka adalah saudara-saudara kita. Baiklah mereka kita pukul, kemudian kita panggil agar mereka kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi" kata Sarwo Edhie Wibowo dalam buku karya Hendro Subroto.
Baca Juga: Pelaku Penembakan di Festival Bawang Putih Gilroy Tertangkap, Ternyata Pemuda Berusia 19 Tahun
Hal itu juga dimaksudkan Sarwo Edhie agar tidak terjadi pertumpahan darah yang lebih banyak lagi.
Langkah awal yang ia ambil adalah dengan menyebarkan ribuan pamflet yang berisi seruan agar KKB Papua kembali ke NKRI.
Selanjutnya ia menugaskan dua orang anggota RPKAD untuk menemui Lodewijk Mandtjan.
Dua orang anggota itu ialah Mayor Heru Sisnodo dan Sersan Mayor Udara John Saleky.
Mereka ditugaskan untuk membujuk agar Mandtjan kembali ke pangkuan ibu pertiwi.