"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong," ungkap Daryono.
Walaupun begitu, Daryono menegaskan bahwa besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar tersebut bukanlah potensi melainkan prediksi.
Sehingga tidak diketahui kapan tepatnya akan terjadi.
Maka dari itu, ia mengajak semua orang untuk melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.
Baca Juga: 10 Tahun Jadi Tetangga Nunung, Krisna Mukti Berikan Kesaksian Soal Penemuan Narkoba
Daryono juga menambahkan bahwa inilah risiko yang harus ditanggung karena tinggal dan menumpang hidup di perteman batas lempeng.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu cemas dan takut.
Selain itu ia juga menyebut bahwa semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata seperti dengan memperkuat mitigasi.
"Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa," kata Daryno.
(*)