Namun apes yang didapat, Sintong dan timnya malah terkepung rapat oleh pemberontak.
Hujan tembakan bertubi-tubi menyiram Peleton 1.
Bagai neraka dunia, 3 hari 3 malam pemberontak mengepung rapat Peleton 1.
Akan tetapi ada saatnya pula pemberontak menghentikan gempuran, capek mungkin nembak-nembak terus tapi musuh tetap tangguh tak menyerah.
Disaat itulah Sintong menyuruh anak buahnya mengumpulkan Mortir yang sengaja dibawa timnya namun belum sempat digunakan.
Sintong ingin menggunakan artileri itu untuk memberikan tembakan bantuan dan memecah kepungan musuh.
Sintong Panjaitan
Baru bisa bernafas sebentar saja, tembakan pemberontak kembali menyiram Sintong dan anak buahnya dan musuh semakin mendekat.
Cepat-cepat anak buah Sintong memasukkan mortir ke laras peluncur sebelum mereka habis digencet musuh.
Sial tujuh turunan, Mortir macet tak mau meluncur!
Tak berpikir panjang, Sintong langsung mengambil alih posisi penembak mortir.