Fenomena alam ini terjadi dua minggu setelah gerhana matahari total terlihat di Amerika Selatan.
Menurut Marufin Sudibyo, Astronomo amatir di Indonesia, fenomena gerhana bulan sebagian yang terjadi besok dini hari adalah momen yang spesial dan sayang untuk dilewatkan.
Pasalnya, ini adalah gerhana bulan terakhir di tahun 2019 dan tak kan ada fenomena seperti ini lagi setidaknya hingga dua tahun kedepan.
"Ini adalah gerhana Bulan terakhir di 2019, sekaligus gerhana bulan kasatmata terakhir hingga setidaknya dua tahun ke depan," ujar Marufin kepada Kompas.com, Senin (15/7/2019).
Pakar ahli astronomi Indonesia pun mengatakan tak akan ada gerhana bulan yang bisa diamati mata telanjang lainnya hingga bulan Mei 2021 mendatang.
"Pada 2020 ada empat gerhana bulan, tapi semuanya gerhana samar (penumbral) yang nyaris tak bisa dibedakan dengan purnama sempurna biasa kecuali oleh pengamat berpengalaman atau dengan menggunakan bantuan kamera DSLR atau teleskop," imbuh Marufin.
Melansir laman resmi BMKG, fenomena alam ini dapat diamati mulai pukul 3.01 WIB.
Puncak fasenya akan muncul pada pukul 4.30 WIB dan berakhir pada 6.00 WIB.
Gerhana bulan sebagian ini pun diperkirakan akan berlangsung selama 2 jam 58 menit.