Follow Us

Usai Diajak Kawin Lari Oleh Kekasihnya, Seorang Wanita Malah Pilih Mati Menenggak Racun, Ini Sebabnya

Seto Ajinugroho - Rabu, 10 Juli 2019 | 13:32
Suasana rumah duka C, wanita yang memilih mengakhiri hidup di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Selasa (9/7/2019).
ikbal/tribunjeneponto.com

Suasana rumah duka C, wanita yang memilih mengakhiri hidup di Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Selasa (9/7/2019).

Usai kawin lari, Ramli dan keluarga mencoba kembali menemui orang tua korban.

Tujuannya untuk melamar kembali agar perkawinan antara keduanya sah.

Baca Juga: Cari Nafkah Halal Jadi Kuli, Rafdi Anak Wakil Walikota Tidore Malah Dicemooh Teman-temannya

Namun lagi-lagi, keluarga korban tetap ngotot minta uang panaik sebesar Rp 15 juta.

"Mungkin gara-gara itumi na minum racun ini C hingga meninggal dunia," tuturnya.

Sementara itu budayawan, Prof Dr Nurhayati Rahman menjelaskan, sebenarnya uang panaik mempunyai nilai leluhur yang sangat baik.

Budaya uang panaik sudah ada sejak zaman Raja Luwu I La Galigo. Waktu itu, Sawerigading menikahi We Cudai dengan uang panaik berupa uang, emas, bingkisan-bingkisan atau erang-erang sebanyak satu kapal penuh.

"Itulah sejarah singkatnya uang panaik sudah ada sejak zaman I La Galigo. Uang panaik bersangkut paut dengan harkat dan martabat seorang laki-laki, supaya dia bekerja keras," kata guru besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (7/3/2018). (*)

Source : Kompas.com, GridHot.ID, Tribun Jeneponto

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest