Kisah Nabi Muhammad, Bulan Terbelah Menjadi Dua di Makkah, Kaum Quraisy Terdiam

Minggu, 02 Oktober 2022 | 18:22
Pixabay

Ilustrasi bulan purnama

Sosok.ID - Kisah Nabi Muhammad SAW selain menjadi suri tauladan juga disertai beragam mukjizat yang memunculkan rasa kagum.

Salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW ialah membelah bulan menjadi dua di hadapan kaum Quraisy.

Kisah Nabi Muhammad SAW membelah bulan ini terjadi di Makkah.

Berawal ketika Rasulullah diminta hadir keliling Ka'bah untuk melaksanakan tawaf.

Pada saati itu, kaum musrik Quraisy meminta Rasulullah untuk membelah bulan sebagai bukti kebenarannya sebagai Rasul.

Tujuan asli Quraisy tersebut sebenarnya hanya ingin memperlakukan Nabi Muhammad SAW.

Peristiwa ini pun Allah tuangkan dalam Quran Surah Al-Qamar ayat 1 yang artinya:

"Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah."

Para pembesar-pembesar Quraisy yang tengah berkumpul lalu berkata kepada Nabi SAW:

“Hai Muhammad, jika kau memang benar, tunjukkan kepada kami bukti kebenaranmu itu. Pecahkan bulan itu menjadi dua bagian, separuh letakkan di Bukit Abu Qubais, separuh lagi letakkan di Bukit Qaiqa’an (nama dua bukit di Makkah)”.

Adapun nama-nama pembesar Quraisy kala itu antara lain Al Walid ibn Al-Mughirah, Abu Jahal, ‘Ash ibn Wa’il, ‘Ash ibn Hasyim, Aswad ibn ‘Abd Yaghuts, Aswad ibn Mutthalib, Zam’ah ibn Al Aswad, Nadhr ibn Al Harits.

Lalu Rasulullah pun bertanya, "Jika nanti bulan tersebut terbelah, apakah kalian akan masuk Islam?," tanya Rasulullah SAW.

"Ya, tentu saja," jawab mereka.

Mendengar jawaban tesebut, Rasulullah pun memohon kepada Allah SWT agar mengabulkan permintaan mereka.

Bulan purnama pun yang terlihat kala itu pun benar-benar terbelah.

Tiba-tiba bulan terbelah menjadi dua bagian seperti yang mereka minta kepada Rasulullah.

Pembesar Quraisy hanya bisa memandang peristiwa itu penuh keheranan dan tak percaya dengan apa yang mereka saksikan.

Mereka pun saling bertanya dan meyakinkan diri bahwa mereka tidak bermimpi.

Pandangan mereka silih berganti melihat belahan bulan itu.

Sementara Rasulullah berkata: "Ya Allah, saksikanlah!” hingga sampai akhirnya bulan itu lenyap.

Namun, setelah bukti peristiwa dahsyat itu, pembesar Quraisy hanya sebentar dibuat takjub.

Alih-alih yakin, mereka kembali ingkar, kafir dan bahkan menantang Rasulullah.

Mereka bahkan menuduh Nabi Muhammad SAW melakukan sihir dan mulai berselisih satu dengan yang lain.

“Demi Allah kalian telah disihir oleh Ibn Abi Kabsyah (maksudnya Nabi Muhammad),” ucap salah seorang dari mereka.

Sebagian lainnya berkata, “Jika Muhammad benar-benar menyihir bulan, tentu fenomena ini tidak akan terjadi di seluruh dunia. Coba tanyakan kepada orang yang datang ke sini dari tempat yang jauh, apakah mereka juga melihat kejadian yang kita lihat?”

Maka berbegaslah kaum musyrik mendatangi para musafir yang datang dan menanyakan perihal peritiwa terbelahnya bulan itu.

Subhanallah, mereka semua membenarkan kejadian itu.

Namun celakanya, meski demikian, tetap saja kaum musyrik itu tidak beriman.

Bahkan mereka menentang kebenaran Rasulullah SAW.

Peristiwa ini Allah abadikan dalan Alquran Surah Al-Qamar ayat 2-5:

“Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, "(Ini adalah) sihir yang terus menerus."

Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sungguh, telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat ancaman (terhadap kekafiran). (Itulah) suatu hikmah yang sempurna, tetapi peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).”

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Tersenyum Lebar Dengar Kejujuran Sosok Pendosa

(*)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Baca Lainnya