Mulai dari Beda Keterangan Tiba di Jakarta Sampai Dugaan Pelecehan yang Gugur Terbongkar Sudah Lima Kebohongan Sosok Irjen Ferdy Sambo di Kasus Kematian Brigadir J

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 13:07
Kompas.com

Ferdy Sambo

Sosok.ID -Kasus Brigadir J atau Nofriansyah Yoshua Hutabarat memasuki babak baru dengan Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana ini.

Polisi memerlukan waktu satu bulan guna mengungkap Sambo sebagai otak dari pembunuhan anak buahnya.

Namun, satu demi satu kebohongan Sambo akhirnya terungkap, dan peristiwa yang terjadi sebenarnya ternyata berbeda jauh dengan narasi Sambo di awal.

1. Tiba di Jakarta

Pada awal kasus ini disebutkan jika Sambo baru tiba di Jakarta sepulang dari Magelang, Jawa Tengah, Jumat (8/7/2022), sesaat sebelum kematian Brigadir J.

Rombongan Sambo sampai lebih dulu di rumahnya di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Beberapa saat kemudian, rombongan istrinya, Putri Candrawathi bersama Brigadir J, Richard Eliezer, dan lainnya, baru tiba.

Ternyata, terungkap bahwa Sambo sudah berada di Jakarta sehari sebelum rombongan Putri tiba, atau Kamis (7/7/2022).

Temuan ini diungkap oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Awalnya kan kita kira sama harinya. Tapi ternyata setelah kita telusuri, kita dapat bukti yang lebih baru. Bukti terbaru itu menunjukkan pulangnya (Sambo) satu hari sebelumnya dengan pesawat," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat ditemui di kantornya, Kamis (4/8/2022).

"Yang kami dapatkan tanggal 7 (Juli) pagi, yang pasti (Sambo dan istri) tidak bersama seperti yang selama ini seolah mereka satu rombongan, itu clear," ujarnya.

2. Tidak ada di lokasi

Narasi awal menyebut Brigadir J tewas setelah baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).

Ketika peristiwa terjadi, Sambo mengaku tidak berada di TKP karena melakukan tes PCR sepulang perjalanan dari Magelang.

Sambo menyebut dirinya baru mengetahui peristiwa baku tembak setelah ditelepon istrinya, Putri.

Namun, belakangan terungkap bahwa Sambo ada di TKP ketika penembakan terjadi. Malahan, Sambo yang memerintahkan Bharada E untuk menembak Brigadir J.

"Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J (Yosua) yang mengakibatkan saudara J meninggal dunia yang dilakukan oleh saudara RE (Richard Eliezer) atas perintah saudara FS (Ferdy Sambo)," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022).

3. Baku tembak

Awalnya disebut ada baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E di rumah dinas Sambo, dengan Brigadir J disebut memuntahkan 7 peluru dari pistolnya yang tidak ada satu pun mengenai Bharada E.

Sementara itu Bharada E disebut memberondong Brigadir J dengan 5 peluru sampai Brigadir J tewas.

Ternyata terkuak fakta sebenarnya bahwa tidak terjadi baku tembak di rumah Sambo.

Yang sebenarnya terjadi adalah penembakan Bharada E terhadap Brigadir J atas perintah jenderal bintang dua.

"Tidak ditemukan fakta peristiwa tembak-menembak seperti yang dilaporkan awal," kata Kapolri, Selasa (9/8/2022).

Setelah memerintahkan Bharada E mengeksekusi Brigadir J, Sambo menembakkan pistol milik Yosua ke dinding-dinding rumahnya supaya seolah telah terjadi baku tembak.

"Untuk membuat seolah-olah telah terjadi tembak-menembak, saudara FS melakukan penembakan dengan senjata milik senjata J ke dinding berkali-kali untuk membuat kesan seolah telah terjadi tembak-menembak," ucap Sigit.

4. CCTV

CCTV menjadi aspek yang membuat pengusutan kasus kematian Brigadir J memakan waktu lama, karena awalnya disebut jika CCTV di rumah dinas Ferdy Sambo mati karena dekoder rusak.

Barulah terkuak jika polisi menyebut Ferdy Sambo berperan mengambil CCTV di sekitar TKP penembakan.

"Tadi kan disebutkan, dalam melakukan olah TKP seperti Pak Kapolri sampaikan, terjadi misalnya pengambilan CCTV dan lain sebagainya," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (6/8/2022) malam.

5. Dugaan pelecehan

Tewasnya Brigadir J disebut bermula dari pelecehan yang dilakukannya kepada Putri Candrawathi di rumah dinas.

Brigadir J disebut masuk ke kamar Putri lalu melakukan pelecehan sampai istri Ferdy Sambo berteriak.

Selanjutnya, Brigadir J disebut mengancam Putri dengan menodongkan pistol ke kepalanya. Bharada E yang mendengar teriakan itu hendak menghampiri Putri, tetapi malah disambut tembakan pistol Brigadir J.

Dari situ lah, disebutkan, terjadi baku tembak yang kemudian menewaskan Yosua.

Namun, narasi tersebut ternyata sepenuhnya tidak benar, termasuk soal dugaan pelecehan.

Baru-baru ini, polisi menghentikan dua laporan istri Sambo terhadap Brigadir J, yakni laporan dugaan pelecehan dan percobaan pembunuhan terhadap Putri. Polisi memastikan bahwa dua tudingan tersebut tak terbukti kebenarannya.

“Berdasarkan hasil gelar perkara tadi perkara ini kita hentikan penyidikannya karena tidak ditemukan peristiwa pidana,” kata Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Andi Rian Djajadi dalam konferensi pers, Jumat (12/8/2022).

Menurut polisi, pelaporan yang dilakukan Putri terhadap Brigadir J hanya untuk menghalangi penyidikan.

Baca Juga: Semua Saksi Lihat Brigadir J Tak Masuk ke Rumah, Tapi Berada di Lokasi Ini Sebelum Dieksekusi, Tuduhan Pelecehan Tidak Terbukti

Editor : May N

Baca Lainnya