Inilah Detik-detik Eksekusi Pembunuhan Brigadir J hingga Iming-iming Rp 1 M untuk Bharada E

Sabtu, 13 Agustus 2022 | 11:17
Kompas.com

Detik-detik eksekusi pembunuhan Brigadir J atau kronologi pembunuhan Brigadir J. Foto lengkap Irjen Ferdy Sambo bersama ajudannya, sebelah kanan adalah mendiang Brigadir Nofriansyah Joshua Hutabarat dan sebelah kanan Brigadir J adalah Brigadir Ricky Rizal, ajudan Irjen Ferdy Sambo paling senior

Sosok.ID - Berikut detik-detik eksekusi pembunuhan Brigadir J atau kronologi pembunuhan Brigadir Jyang didalangi oleh Irjen Ferdy Sambo.

Teka-teki kematian Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J, semakin menemui titik terang.

Secara singkat, gambaran kronologi pembunuhan Brigadir J telah diketahui.

Detik-detikPembunuhan Brigadir J

Pembunuhan ini terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang berlokasi di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Pembunuhan terjadi seusai Brigadir J mengawal istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dari Magelang melalui perjalanan darat menuju ke Jakarta.

Rekaman CCTV menunjukkan, seusai melakukan perjalanan, rombongan sempat melakukan tes polymerase chain reaction (PCR).

Tes PCR ini dijalani Putri Candrawathi, termasuk Bharada E, Brigadir J, serta Brigadir RR.

Dilansir dari Tribunnews.com, Ferdy Sambo tiba di rumah pribadinya pada pukul 15.29 WIB di hari kejadian.

Kemudian disusul oleh rombongan Putri Candrawathi pada pukul 15.40 WIB.

Ferdy Sambo berada di rumah pribadi itu sekira 1 jam lamanya.

Berdasarkan keterangan Ferdy Sambo kepada Komnas HAM, ia mengakui sempat berkomunikasi dengan Putri Candrawathi sebelum eksekusi pembunuhan Brigadir J.

Komnas HAM tidak membeberkan komunikasi apa yang disampaikan Sambo, namun obrolan itu dipastikan mempengaruhi TKP pembunuhan.

Lebih lanjut, Sambo meninggalkan rumah pribadinya yang berlokasi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada pukul 17.10 WIB untuk menuju ke rumah dinasnya, atau yang lebih lanjut disebut sebagai Tempat Kejadian Pekara (TKP).

Masih kepada Komnas HAM, Sambo mengaku Brigadir J masih hidup saat ia berada di rumah dinas.

Laporan awal menyebutkan bahwa Brigadir J berada di kamar Putri Candrawathi dan melakukan pelecehan seksual sebelum terjadi adu tembak dengan Bhayangkara Dua Richard Eliezer atau Bharada E.

Namun setelah didalami, klaim tersebut adalah bohong.

Seluruh saksi menyatakan Brigadir J berada di luar rumah dan tidak pernah memasuki kamar Putri Candrawathi.

"Semua saksi kejadian menyatakan Brigadir Josua almarhum Josua tidak berada di dalam rumah, tapi di taman pekarangan depan rumah," ungkap Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Andrianto, dikutip Sosok.ID dari Tribunnews.com pada Sabtu (13/8/2022).

Agus menjelaskan, Brigadir J baru masuk ke dalam rumah ketika Ferdy Sambo memanggilnya.

"Almarhum J masuk saat dipanggil ke dalam oleh FS," ujar Agus.

Saat itulah pembunuhan terjadi.

Sementara dikutip dari Kompas.com, Bharada E kepada mantan kuasa hukumnya, Deolipa Yumara, sempat menceritakan bahwa dia terpaksa menembak Brigadir J karena berada dalam ancaman.

Sembari menutup mata, Bharada E berkali-kali menembakkan peluru ke tubuh Brigadir J.

"Tapi 'saya juga takut' kata dia kan, tapi ketakutan juga kalau saya tidak menembak (Brigadir J), saya yang ditembak. Kan gitu. Sama yang nyuruh nembak," kata Deolipa dalam wawancara khusus dengan Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network Domu Ambarita di kawasan Depok, Jawa Barat, Selasa (9/8/2022), seperti dikutip Sosok.ID via Tribunnews.com.

Terjadilah penembakan itu. Bharada E, Ferdy Sambo, Brigadir RR, dan sosok berinisal KM, kini telah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J.

Iming-iming Rp 1 M untuk Bharada E

Sementara itu, di sisi lain terkuak pula fakta bahwa Bharada E sempat dijanjikan Rp 1 M oleh Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo usai mengeksekusi Brigadir J hingga meninggal dunia.

Brigadir RR juga dijanjikan uang Rp 500 juta.

"Jadi Miss X ini adalah ibu Putri Candrawathi sendiri. Ini keterangannya Richard. Jadi Ibu Putri sama Pak Sambo, memanggilah si Pak Kuwat, Bharada Richard dan Brigadir Ricky," kata Deolipa Yumara dalam acara Kontroversi di akun YouTube Metro TV, Kamis (11/8/2022) malam.

Pemanggilan oleh Putri Candrawathi terjadi beberapa hari usai Brigadir J meninggal dunia.

"Karena ini situasi dirasa sudah mulai aman nih. Skenario pertama sepertinya berhasil. Nah kalau ini sudah beres, lu tetap jangan buka mulut, kan bahasa kasarnya begitu. Ini saya kasih nih ya, kalau sudah beres kamu Rp1 Miliar (Bharada E), kamu gope (Rp500 Juta), kamu juga gope," kata eks pengacara Bharada E, Deolipa Yumara. (*)

Baca Juga: Poin-poin Penting Pengakuan Ferdy Sambo, Aktor Utama dan Otak Rekayasa di Balik Kematian Brigadir J

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya