50 Tahun Tak Pernah Dipakai, Senjata Berbahaya yang Bisa Hancurkan Tubuh Manusia Seketika Kepergok Dipakai Rusia Lagi, Kok Bisa?

Sabtu, 23 April 2022 | 17:57
Pixabay/DimitroSevastopol/WikiImage

50 Tahun Tak Pernah Dipakai, Senjata Berbahaya yang Bisa Hancurkan Tubuh Manusia Seketika Kepergok Dipakai Rusia Lagi, Kok Bisa?

Sosok.ID- Usai beberapa waktu lalu tentara Rusia mundur dari kota Bucha di Ukraina, sebuah fakta mengejutkan terungkap.

Sebuah kabar menghebohkan jadi sorotan dunia saat Kota Bucha di Ukraina mendadak menjadi tempat di mana ratusan warga sipil tewas selama sebulan.

Tak sampai di situ saja, penduduk setempat akhirnya angkat bicara menceritakan apa yang dilakukan tentara Rusia.

Dunia internasional pun menyoroti saat ada yang menyebut penggunaan proyektil yang biasa digunakan dalam Perang Duniake-1 dan di Vietnam.

Bahkan disebut-sebut jenis senjata ini sangat jarang terlihat dalam konflik modern.

Lalu senjata macam apa yang disebut digunakan tentara Rusia untuk membantai warga sipil Ukraina?

Melansir dari express.co.uk pada Rabu (20/4/2022), senjata militer ini dikenal dengan sebutan fléchette.

Senjata ini juga disebut terlihat seperti anak panah kecil.

Namun demikian, desain dari senjata ini konon dapat mencabik-cabik daging manusia.

"Jika Anda melihat lebih dekat ke tanah di sekitar rumah saya, Anda akan menemukan lebih banyak darisenjata itu," ceritaSvitlana Chmut, seorang warga.

Pria berusia 54 tahun itu mengatakan kepada The Washington Post bahwa peluru artileri Rusia yang membawa anak panah meledak di suatu tempat di atas halamannya beberapa hari sebelum Rusia mundur pada 31 Maret.

Dan daerah itu langsung dipenuhi oleh ribuan senjata berbahaya.

Dengan panjang hanya tigacm dan berbentuk sempit, fléchette menyerupai panah kecil yang memiliki stabilitas aerodinamis yang hebat.

Kala itu dikatakan bahwa salah satu versi dari senjata ini pernah dijatuhkan dari pesawat dalam Perang Duniake-1.

Tak hanya itu, senjata serupa juga digunakan oleh Amerika Serikat (AS) dalam Perang Vietnam.

Lantaran hal tersebut pada tahu 1970-an, senjata itu memicu kekhawatiran di antara organisasi-organisasi internasional.

Meski demikian, kini tak banyak yang mengetahui karena hampir tidak digunakan setelah perang Vietnam berakhir.

Sementara itu dalam hal perang di Ukraina, Amnesty International mengatakan senjata jenis initidak boleh digunakan di wilayah sipil.

Mengutip dari Intisari Online, pertempuran di Bucha merupakan kecaman palingkeras atas tindakan Rusia di Ukraina.

Sebab para pemimpin global mengatakan mereka yakin Rusia telah melakukan kejahatan perangdi sana.

Lebih dari 360 warga sipil diketahui telah kehilangan nyawa mereka selama periode yang dihabiskan pasukan Rusia di sana.

Sementara sekitar 260-280 dikubur di kuburan massal oleh penduduk lain, menurut Wakil Walikota Taras Sapravskyi.

Oleh karena itu,tim forensik sedang mencari bukti bahwa kejahatan perang dilakukan dengan menggali kuburan massal yang berisi mayat warga sipil yang tewas.

(*)

Baca Juga: Awal Perang Dunia 3? AS Buat Geger Dunia Saat Nekat Kirim Alat Pemusnah Massal Seharga Rp 11 Triliun Untuk Ukraina Lawan Rusia

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Express.co.uk, Intisari Online

Baca Lainnya