Taiwan Jangan Songong, China Tak akan Sudi Dipecundangi Meski Invasi Penuh Sulit Dilakukan

Selasa, 14 Desember 2021 | 18:17
Tangkap Layar video Global Times

Militer China

Sosok.ID - Taiwan, yang diakui China sebagai miliknnya, saat ini di ambang peperangan.

Meski demikian, dalam penilaian ancaman terbarunya, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan China akan kesulitan mencapai invasi penuh ke Taipe.

Dilansir dari Al Jazeera, Selasa (14/12/2021), hal ini dikarenakan masalah dalam pendaratan dan pasokan pasukan militer China.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, invasi penuh China ke Taiwan dengan mendaratkan pasukan dan menyita pelabuhan serta bandara akan sangat sulit dicapai.

Baca Juga: Kapok! AS dan UE Kongkalikong Ingin 'Pecundangi' China atas Klaim di Laut China Selatan, Laut China Timur, dan Selat Taiwan

Penilaian ancaman terbaru datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Taipei dan Beijing.

China, yang mengklaim pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya, telah meningkatkan kegiatan militer di dekat Taiwan dalam beberapa bulan terakhir untuk menekan agar Taipe menerima pemerintahan China.

Dalam sebuah laporan kepada legislator, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kapasitas transportasi China saat ini terbatas, dan tidak akan dapat mendaratkan semua pasukannya sekaligus.

Baca Juga: Taiwan Gembar-gembor Militer China Ingin 'Keruk' Angkatan Bersenjata Mereka

China harus bergantung pada kapal roll-on, roll-off “non-standar” yang perlu menggunakan fasilitas pelabuhan dan pesawat angkut yang membutuhkan bandara.

“Namun, militer negara (Taiwan) sangat mempertahankan pelabuhan dan bandara, dan mereka tidak akan mudah untuk diduduki dalam waktu singkat," kata kementerian itu dalam laporan tersebut, yang salinannya telah ditinjau oleh kantor berita Reuters.

"Operasi pendaratan akan menghadapi risiko yang sangat tinggi," lanjutnya.

Logistik China juga menghadapi tantangan, karena setiap pasukan pendarat perlu dipasok kembali dengan senjata, makanan, dan obat-obatan melintasi Selat Taiwan yang memisahkan keduanya, tambahnya.

Baca Juga: Panas! Rombongan Pesawat Militer China dengan 'Bom' Seenak Jidat Masuki ADIZ, Sistem Rudal Pertahanan Udara Taiwan Dikerahkan

“Militer negara (Taiwan) memiliki keuntungan dari Selat Taiwan menjadi parit alami dan dapat menggunakan operasi pencegatan bersama, memotong pasokan militer Komunis, sangat mengurangi efektivitas tempur dan daya tahan pasukan pendaratan.”

China juga perlu menjaga beberapa pasukannya sebagai cadangan untuk mencegah pasukan asing bergabung untuk membantu Taiwan.

Selain itu, kementerian pertahanan Taiwan menyebut bahwa China harus mengawasi dengan cermat daerah-daerah rawan lainnya di perbatasan China, seperti dengan India dan di Laut China Selatan.

Baca Juga: AS Terang-terangan Sokong Taiwan, Undangan KTT Demokrasi Picu Kemarahan Militer China

“Pangkalan militer AS dan Jepang dekat dengan Taiwan, dan setiap serangan Komunis China tentu akan dipantau secara ketat, ditambah lagi perlu cadangan pasukan untuk mencegah intervensi militer asing,” tambahnya.

“Sulit untuk memusatkan semua upayanya untuk berperang dengan Taiwan," mereka percaya diri.

Baca Juga: Bak Jilat Ludah Sendiri, Muak dengan China, Australia Sembur Api

Tapi tentu China tak akan tinggal diam.

Para ahli mengatakan bahwa China memiliki cara lain untuk membuat Taiwan bertekuk lutut dari invasi penuh, termasuk blokade atau serangan rudal yang ditargetkan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengawasi program modernisasi militer China untuk membuat Taiwan lebih sulit untuk diserang, membuat militer lebih bergerak dan dengan senjata presisi seperti rudal jarak jauh untuk mengalahkan kekuatan penyerang.

Pemerintah berencana untuk membelanjakan tambahan 240 miliar dolar Taiwan ($8,66 miliar) selama lima tahun ke depan untuk sebagian besar digunakan untuk senjata angkatan laut, termasuk rudal dan kapal perang.

Baca Juga: Menhan Prabowo Kembali Buat Dunia Internasional Terkejut Kemajuan Militer Indonesia, Kini Siap Ekspor Kapal Perang Rudal Cepat!

(*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Al Jazeera

Baca Lainnya