Penduduk Timor Leste Berbondong-bondong Angkat Kaki ke Australia Meski Hanya Jadi Buruh Kasar, Keadaan Negara Tatangga RI Jadi Sorotan!

Selasa, 09 November 2021 | 19:31
KOMPAS/EDDY HASBY

(ilustrasi) Penduduk Timor Leste Berbondong-bondong Angkat Kaki ke Australia Meski Hanya Jadi Buruh Kasar, Keadaan Negara Tatangga RI Jadi Sorotan!

Sosok.ID- Lebih dari 2.000 pekerja Timor Leste berbondong-bondong pergi ke Australia dalam Program Pekerja Musiman.

Kegiatan tersebut ternyata telah berlangsung selama tujuh tahun terakhir atau tepatnya dari tahun 2014 lalu.

Dilansir dari The Conversation, diimping-imingibekerja selama enam bulan di Australia, penduduk Timor Lesti disebut bisa mengirimuang ke keluarganya antara US$4.000 dan US$8.000.

Fakta mengenai upah yang didapat oleh mereka meski sebagai buruh kasar tersebut jauh dibanding dengan upah yang didapan bila bekerja di kampung halaman.

Baca Juga: Satu-satunya Alasan Pede Lepas dari Indonesia, Timor Leste Hadapi Nasib Pahit, China Batalkan Kerjasama Setelah Sadari Hal Ini

Diketahui upahminimum Timor adalah US$115 per bulan, sementara sebagian besar penduduk tidak dalam pekerjaan formal.

Oleh karena itu tak sedikitorang Timor Leste memilih bekerja di luar negeri, termasuk mengikuti Program Pekerja Musiman Australia rupanya bisa menjadi 'penolong' mereka.

"Dalam satu hari [di rumah], saya mendapat $10. Di Australia, saya bekerja dari jam 07.30 sampai jam 4 [dan] saya mendapat $200," kata Calastino Dalman, salah satu pekerja Timor Leste di Australia, dikutip ABC News.

Pekerja berketerampilan rendah dari Timor-Leste dan sembilan negara Pasifik dapat mengisi pekerjaan di bidang pertanian ketika tidak ada cukup orang Australia untuk memenuhi permintaan musiman.

Baca Juga: Cadangan Minyak Makin Habis, Timor Leste Ngaku Nyesel Nekat Merdeka Dari Indonesia? Analis: Bagaimana Makan Bila Minyak Habis

Program itu juga bertujuan membantu perkembangan ekonomi negara-negara peserta, sementara bagi Australia, itu dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja pertanian yang akut.

Ternyata Program Pekerja Musiman tersebut begitu berarti bagi orang-orang Timor Leste.

Dilansir dariThe Interpreter (2/10/2020), Laporan Analisis Angkatan Kerja menunjukkan bahwa tingkat pengangguran kaum muda pada tahun 2015 mencapai 12,3%, jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 4,8%.

Laporan ini juga menyajikan analisis tentang tingkat pengangguran menurut tingkat pendidikan.

Baca Juga: Datang-datang, Raul Lemos Langsung Disambut Pelukan Aurel Hermansyah, Balasan sang Suami Bikin Krisdayanti Terharu: Bahagianya Komplit

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, justru semakin tinggi risiko pengangguran.

Pengangguran di kalangan kaum muda tanpa pendidikan atau non-formal di bawah 10%, tetapi tingkat pengangguran di antara kaum muda dengan pendidikan menengah adalah 18%, sementara tingkat di antara kaum muda dengan pendidikan universitas adalah 20%.

Diskusi tentang tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi di Timor Leste berkisar pada dua tema, yaitu kurangnya kesempatan kerja dan kurangnya keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan.

https://devpolicy.org/

Ilustrasi. Sulitnya mencari pekerjaan di Timor Leste.

Tidak adanya lapangan kerja bagi orang-orang muda telah banyak diperbincangkan.

Pada saat yang sama, pengusaha telah menggarisbawahi kesulitan dalam menemukan pekerja yang sesuai dengan profil yang mereka cari.

Misalnya, pengusaha menemukan bahwa sebagian besar karyawan tidak memiliki soft skill seperti komunikasi dan manajemen yang sangat mereka hargai.

Baca Juga: Sumber Kekayaan Raul Lemos Beranak Pinak, Dulu Jualan Telur Kini Punya Raksasa Tekstil, Pantas Tegap Bersanding dengan Sosok KD

Survei Kewirausahaan dan Keterampilan yang dilakukan oleh Sekretariat Pemuda dan Tenaga Kerja pada tahun 2017 mengidentifikasi kesenjangan keterampilan yang dominan di sektor konstruksi, ritel, dan otomotif.

Karena sektor-sektor tersebut dapat menyediakan lapangan kerja bagi banyak orang muda, temuan seperti itu harus ditanggapi dengan serius.

Meskipun pengiriman tenaga kerja ke luar negeri telah menjadi strategi ketenagakerjaan yang penting, pemerintah juga dinilai perlu menciptakan kondisi di dalam negeri untuk menanggapi permintaan pekerjaan yang meningkat.

Selain itu, juga untuk mengakomodasi para pekerja musiman setelah mereka kembali dari luar negeri.

Jika tidak, keterampilan dan etos kerja yang mereka peroleh tidak bisa dimanfaatkan, dan yang paling parah, akan semakin menambah jumlah pengangguran di negara tersebut.

Pekerja musiman Timor Leste diakui telah meningkat keterampilannya, seperti mereka yang bekerja di Mossmont Nurseries.

(*)

Baca Juga: Setahun Terhalang Batas Negara, Krisdayanti Sambut Kepulangan Raul Lemos, Peluk Erat sang Suami: Kau Datang Demi Kebahagiaanku

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : intisari-online, abc news, The Conversation, The Interpreter

Baca Lainnya