Makanya China dan Negara-negara Barat Getol Dekati Sampai Ingin Rebut Laut Natuna, Ternyata Ini Harta Karun yang Tersimpan di Dalam Lautan Tersebut!

Minggu, 07 November 2021 | 14:59
Fika Nurul Ulya/Kompas.com

(ilustrasi) Makanya China dan Negara-negara Barat Getol Dekati Sampai Ingin Rebut Laut Natuna, Ternyata Ini Harta Karun yang Tersimpan di Dalam Lautan Tersebut!

Sosok.ID - Sudah jadi rahasia publik, hubungan antara Indonesia dengan China sempat memanas pada beberapa tahun lalu.

Bukan tanpa alasan, perseteruan tersebut bermula dari klaim yang dilakukan oleh Tiongkok atas wilayah laut Indonesia di bagian Laut China Selatan.

Selain itu, kapal-kapal nelayan asal China sempat kepergok melewati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Tak hanya itu saja, kapal-kapal nelayan tersebut ternyata dikawal oleh kapal pengaman perbatasan berbendera Tiongkok.

Baca Juga: Negara-negara yang Ingin Rebut Laut Natuna Makin Berpikir Panjang Urusan Dengan Indonesia, Tambahan 2 Kapal Perang TNI AL Ini Jadi Bukti!

Meski jelas-jelas melanggar peraturan internasional mengenai batas wilayah, China mengaku tidak melanggar kedaulatan Indonesia kala itu.

Apa yang dilakukan China tersebut mereka akui berdasarkan hukum nine dash line atau sembilan garis putus-putus yang mereka percayai sebagai batas wilayah mereka.

Sedangkan yang diakui oleh dunia internasional mengenai batas wilayah adalah konvensi hukum laut di bawah PBB.

Konvensi hukum internasional tersebut dijuluki sebagai United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).

Baca Juga: Tiongkok Kembali Incar Laut Natuna Utara, RI Buat Gemetar Gegara Umumkan Punya 2 Mini Kapal Induk, Dicap Bisa Buat Indonesia Berdaulat di Lautan!

Getolnya China dan sejumlah negara menyoroti kawasan Laut Natuna Utara untuk diekspor tersebut ternyata bukan tanpa alasan.

Usut punya usut, pencurian ikan di Natuna marak dilakukan kapal asing gara-gara potensi sumber daya ikan di Laut Natuna menggiurkan.

Melansir dari kkp.go.id, untuk per tahunnya potensi sumber daya ikan Natuna sebesar 504.212,85 ton atau sekitar 50 persen dari potensi WPP 711.

Namun dari banyaknya sumber daya tersebut, hanya 80 persen saja jumlah tangkapan yang diperbolehkan, yakni sekitar 403.370 ton.

Baca Juga: Indonesia Kecolongan, Kapal Perang China Kembali Gerilya di Laut Natuna Dengan Bawa Persenjataan Lengkap Termasuk Rudal Eksplosif

Tak hanya itu, beberapa jenis ikan di Kabupaten Natuna yang potensial untuk dikembangkan antara lain ikan dari jenis kerapu-kerapuan.

Seperti tongkol, teri, tenggiri, ekor kuning, selar, kembung, udang putih, udang windu, kepiting, rajungan, cumi-cumi dan sotong.

Selain sumber daya ikannya, Laut Natuna juga menyimpan cadangan minyak dan gas (migas) yang besar.

Menurut penuturan mantan Deputi Badan pelaksana Kegiatan Huklu Minyak dan Gas, Haposan Napitupulu bagian Blok Natuna D-Alpha merupakan blok migas yang sangat besar.

Baca Juga: Isu Pandemi Mengalihkan Perhatian, Natuna Kini Memanas Lagi, TNI Sampai Buat Kesepakatan Dengan Negara Ini Untuk Hajar Kapal-kapal China

Kegiatan eksplorasi pun terus dilakukan sejak akhir 1960-an tepatnya di lapangan gas Natuna D-Alpha dan lapangan gas Dara.

Perusahaan migas asal Itali, Agip sempat melakukan survei seismik dikawasan tersebut dan mengaku terkejut dengan temuannya.

Baca Juga: China Makin Nekat, Xi Jinping Perintahkan Ilmuwannya Lakukan Pengeboran di Laut Natuna Utara, Bagaimana Tindakan Indonesia?

Kegiatan tersebut berhasil menemukan cadangan migas terbesar sepanjang 130 tahun sejarah permigasan Indonesia.

Dengan cadangan gas mencapai 222 triliun kaki kubik (TCF) dan 310 juta bbl minyak dengan luas 25 x 15 kilometer persegi serta tebal batuan reservoir lebih dari 1.500 meter.

(*)

Baca Juga: Bak Kembalikan Kejayaan Masa Majapahit, Kekuatan Maritim Indonesia Naik Pesat, Uji Coba Rudal Jarak Menengah 70 Km, Tiongkok Bakal Kicep di Laut China Selatan!

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, Grid.ID, tribunnews.com, kkp.go.id

Baca Lainnya