Taiwan Ketar-ketir, Akui China Mampu Lakukan Penyerangan dan Invasi Skala Penuh pada 2025

Kamis, 07 Oktober 2021 | 19:07
24h

Pesawat angkut militer China, mendekati Malaysia.

Sosok.ID -Konflik China-Taiwan masih bergulir bak bola panas dan tengah berada dalam salah satu situasi paling menegangkan.

Di mana Taiwan berada dalam posisi tak diuntungkan.

Pada Rabu (6/10), Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng bahkan menyebut China sudah memiliki kemampuan untuk menyerang Taiwan.

Bukan hanya itu, China diprediksi akan mampu melakukan invasi "skala penuh" pada tahun 2025.

“Pada tahun 2025, China akan membawa biaya dan gesekan ke titik terendah. Ia memiliki kapasitas sekarang, tetapi tidak akan memulai perang dengan mudah, harus mempertimbangkan banyak hal lain,” katanya, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Kolot, ASEAN Tak Sudi Undang Pengacau ke KTT

Chiu mengungkapkan, saat ini situasi ketegangan militer dengan China "paling serius" dalam lebih dari 40 tahun sejak ia bergabung dengan militer.

Menurut Chiu, risiko serangan "salah sasaran" saat melintasi Selat Taiwan yang sensitif cukup tinggi.

“Bagi saya sebagai seorang militer, urgensinya tepat di depan saya,” ungkapnya kepada Parlemen Taiwan yang meninjau belanja militer tambahan senilai NT$ 240 miliar (US$ 8,6 miliar) untuk lima tahun ke depan, termasuk pembelian rudal dan kapal perang.

Ketegangan antara Taipei dan Beijing disebut telah mencapai titik tertinggi baru.

Pesawat militer China telah berulang kali terbang melalui zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, meskipun tidak ada tembakan yang dilepaskan.

Baca Juga: Negara ASEAN Lain Diganggu Tiongkok, Indonesia Ternyata Bisa Hancurkan Kapal Maupun Pesawat Tempur Siluman China Bila Nekat Masuk RI Dalam Sekejap!

Sejak Jumat (1/10) pekan lalu, selama 4 hari berturut, Taiwan melaporkan total hampir 150 pesawat Angkatan Udara China memasuki zona pertahanan udaranya.

Di antaranya hanya pada Senin (4/10) saja, tercatat sebanyak 59 pesawat tempur China melintas.

Amerika Serikat (AS), pemasok militer utama Taiwan, telah mengonfirmasikan komitmen "kokoh" untuk Taiwan dan juga mengkritik China.

Sementara itu, Beijing menyalahkan kebijakan Washington yang mendukung Taiwan dengan penjualan senjata dan mengirim kapal perang melalui Selat Taiwan karena meningkatkan ketegangan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Selasa (5/10), dia telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping tentang Taiwan dan mereka setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan.

Baca Juga: Koar-koar Punya Militer Terkuat, China Nyatanya Kicep Dengan Indonesia Saat Pamer Teknologi Canggih Pesawat Jet Terbarunya, RI Diam-diam Sudah Punya!

Biden tampaknya merujuk pada "kebijakan satu China" lama Washington, di mana AS secara resmi mengakui Beijing dibanding Taipei.

Dan, Undang-Undang Hubungan Taiwan, yang memperjelas keputusan AS untuk membangun hubungan diplomatik dengan Beijing alih-alih Taiwan bertumpu pada harapan bahwa masa depan Taiwan akan ditentukan dengan cara damai.

(*)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Reuters

Baca Lainnya