Sosok.ID -Sebuah prosesi ijab kabul di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) bukannya khusyu malah ricuh.
Video yang mengabadikan momen sakral itu viral di media sosial.
Dalam rekaman terlihat, proses ijab kabul awalnya lancar dan seperti tidak ada kendala.
Ijab kabul dipimpin seorang penghulu yang mengenakan jas biru.
Penghulu membimbing pengantin pria dan orang tua mempelai perempuan melanjutkan prosesi acara pernikahan.
Tibalah giliran orang tua pengantin perempuan membacakan istighfar dan syahadat.
Namun di ujung bacaan syahadat, pria yang duduk berhadapan dengan pengantian pria itu tiba-tiba melontarkan makian dengan menyebut nama hewan menggunakan bahasa Bima.
Sontak saja ucapan itu memicu reaksi dari pihak keluarga mempelai pria.
Melansir Tribun Medan, dalam video seorang perempuan terdengar berucap:
"Au wali si masalah na, hargai ja ku mada doho sebagai keluarga na ni, gak enak didengar masalah begini (apalagi si masalahnya ini. Hargai kami sebagai keluarganya. Tidak enak didengar masalah begini)," terdengar suara wanita dalam video tersebut.
Baca Juga: Bukannya Jorok, Pembeli Restoran Sup Ini Nikmati Kuah Daging Berumur 45 Tahun
Setelahnya orang tua pengantin wanita tampak menunjuk ke arah sumber suara tersebut.
Tak berhenti, ia kemudian bangun dari tempat duduknya dan melayangkan tendangan ke arah pengantin pria.
Tendangannya sempat mengenai wajah pengantian pria.
Belum berhenti sampai di sana, ia kembali menyerang pengantian pria, tetapi berhasil dilerai oleh pihak keluarga.
Penyebab
Desas desus yang beredar, ada dua penyebab pemicu amarah mertua.
Versi pertama ialah pengantin pria yang terlambat datang.
Pernikahan semula dijadwalkan pukul 10.00 Wita, namun pengantin pria tiba di lokasi akad nikah sekitar pukul 16.00 Wita.
Hal itu diungkap akun facebook Fizhiiy dalam komentarnya di postingan Ansar Blur.
Di dalam komentarnya, ia menjelaskan orang tua pengantian perempuan emosi karena calon menantunya telat.
Kemudian versi lainmenyebut jika orang tua pengantin perempuan mengamuk karena calon menantunya itu telah merusak masa depan anaknya.
Apalagi saat acara akad nikah itu, pengantin pria malah datang terlambat dan semakin menambah kemarahan keluarga khususnya orang tua pengantin wanita.
(*)