Emak-emak Afghanistan Bersatu Hingga Buat Taliban Kelabakan, Ternyata Tak Takut Ditodong Senjata Tepat di Muka

Kamis, 09 September 2021 | 20:31
screen shot dailymail.co.uk

Nasib para perempuan ketika Taliban berkuasa di Afghanistan.

Sosok.ID-Pemerintahan baru telah dibentuk oleh kelompok Taliban yang kini telah menguasai Afghanistan secara penuh.

Sudah bukan rahasia lagi kelompok Taliban memiliki pandangan bahwa wanita tak boleh banyak berperan dalam segala bidang.

Tak sampai di situ saja, pemerintahan yang kini dipegang Taliban tersebut membuat banyak masyarakat nekat melarikan diri keluar negeri.

Terutama bagi kaum wanita yang memang diketahui cukup sering dikekang oleh kelompok Taliban hingga tak bisa berbuat banyak.

Baca Juga: Tak Semua Pasukan AS Kabur Dari Afghanistan, Masih Ada Tentara yang Ditinggal dan Dijuluki Sebagai Flatliner, Tugasnya Pun Bak Film Perang!

Ternyata ancaman demi ancaman baik yang menggunakan senjata tak digubris para wanita di Afghanistan hingga membuat mereka nekat melakukan protes.

Sebab ketika pertama kali berkuasa di Afghanistan pada tahun 1990-an, Taliban memaksa para wanita untuk tetap di rumah dan tidak boleh belajar atau bekerja.

Tapi kini para wanita Afghanitan menolak dan melakukan protes.

Akan tetapi lagi dan lagi, Taliban melakukan aksiyang membuat para wanita bungkam.

Baca Juga: Buat Tentara AS Sampai Kocar-kacir Pulang ke Negaranya, Pasukan Taliban Nyatanya Kalah Telak Dengan Kelompok Kecil yang Masih Bertahan di Afghanistan Ini!

Dilansir daridailymail.co.uk pada Kamis (9/9/2021), wanitaAfghanistan mengatakan mereka dikurung di ruang bawah tanah sebuah bank untuk mencegah merekamelakukan protes di Kabul.

Diketahui para pengunjuk rasa yang marah turun ke jalan-jalan ibukota pada hari Selasa setelah pemimpin perlawanan anti-Taliban menyerukan 'pemberontakan nasional' terhadap kelompok militan sehari sebelumnya.

Bahkan parapengunjuk rasa tidak takut ketika senapan M-16 yang diarahkan ke wajah mereka.

Lalu mendadak muncuk sebuah rekaman video dari ponsel yangmenunjukkan seorang wanita berada di tempat parkir bawah tanah.

Terlihat para wanita serta beberapa anak berkumpul di tempat yang sama.

Miraqa Popal, kepala berita di outlet Tolo News Afghanistan, membagikan klip itu di Twitter, menulis bahwa beberapa saksi mata mengatakan para wanita itu ditahan di Azizi Bank Kabul.

Baca Juga: Bergelantungan di Langit Kandahar, Video Sesosok Manusia Bergelayut di Helikopter Black Hawk Viral, Terungkap Fakta yang Sesungguhnya

Tujuannya untuk mencegah mereka bergabung dengan pengunjuk rasa.

Sejumlah pengunjuk rasa anti-Taliban di Kabul memang menuntut hak bagi wanita, pekerjaan, dan kebebasan bergerak.

Lalu pejuang Taliban melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan pengunjuk rasa dan dilaporkan melakukan beberapa penangkapan.

Juru kamera Tolo yang dikirim untuk memfilmkan protes itu ditahan tetapi telah dibebaskan, menurut Popal. BBC juga dilarang merekam protes.

SejakTaliban mengambil alih kekuasaan, banyak layanan yang runtuh.

Baca Juga: Kabur dari Afghanistan Setelah 20 Tahun Beroperasi, Pecatan Marinir AS Ini Bongkar Aib Petinggi Militer Hingga Disebut Gagal Tangani Taliban

Misalnyaorang tidak dapat menarik uangkarenabank telah ditutup dan ATM dikosongkan sejak kemenangan Taliban.

PBB telah memperingatkan bahwa stok makanan bisa menipis pada akhir bulan karena negara itu menghadapi krisis ekonomi.

Ramiz Alakbarov, wakil perwakilan khusus PBB untuk Afghanistan, mengatakan bahwa sepertiga dari populasi sudah kelaparan.

Baca Juga: Penerbangan Prajurit Terakhir Tinggalkan Afghanistan, Inggris Sebut Kemungkinan Kerja Sama dengan Taliban

"Lebih dari separuh anak-anak Afghanistan tidak tahu apakah mereka akan makan malam ini atau tidak," kata Alakbarov pada jumpa pers Rabu lalu.

Ekonomi Afghanistan berantakan setelah Barat menarik dana menyusul jatuhnya pemerintah pada bulan lalu.

Washington dan lembaga internasional seperti Bank Dunia menghentikan bantuan, dan Taliban tidak dapat mengakses sekitar 9 miliar Dollar AS cadangan perbendaharaan yang disimpan dalam mata uang asing di luar negeri.

Akibatnya harga kebutuhan pokok seperti susu dan tepung telah meroket, memicu kekhawatiran inflasi yang tak terkendali. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Dailymail.co.uk, intisari-online.com

Baca Lainnya