Sosok.ID - Pasukan AS yang membantu mengevakuasi warga Afghanistan yang putus asa untuk melarikan diri dari pemerintahan baru Taliban, sedang bersiaga.
Mereka mewaspadai lebih banyak serangan pada Jumat (27/8/2021) setelah serangan ISIS menewaskan 85 orang termasuk 13 anggota militer AS di luar bandara Kabul.
Melansir dari Reuters, Jenderal Frank McKenzie, kepala Komando Pusat AS, mengatakan bahwa para komandan AS mengawasi lebih banyak serangan, termasuk kemungkinan roket atau bom mobil yang menargetkan bandara.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk bersiap," kata McKenzie, menambahkan bahwa beberapa intelijen dibagikan dengan Taliban dan dia yakin "beberapa serangan telah digagalkan oleh mereka".
Dua ledakan dan tembakan pada Kamis (26/8/2021) terjadi di dekat gerbang bandara tempat ribuan orang berkumpul untuk mencoba masuk ke dalam bandara dan ke penerbangan evakuasi sejak Taliban menguasai negara itu pada 15 Agustus.
Pasukan AS dan sekutu berlomba untuk menyelesaikan evakuasi warga mereka dan warga Afghanistan yang rentan untuk mundur dari Afghanistan dengan batas waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.
Negara Islam (ISIS), musuh Taliban Islam serta Barat, mengatakan salah satu pembom bunuh diri telah menargetkan "penerjemah dan kolaborator dengan tentara Amerika".
Serangan itu menggarisbawahi politik nyata yang dihadapi kekuatan Barat di Afghanistan: terlibat dengan Taliban yang telah lama mereka upayakan untuk menangkis, mungkin merupakan kesempatan terbaik mereka untuk mencegah negara itu meluncur ke tempat berkembang biak bagi militansi Islam.
Seorang pejabat kesehatan dan seorang pejabat Taliban mengatakan jumlah korban tewas Afghanistan telah meningkat menjadi 72, termasuk 28 anggota Taliban, meskipun seorang juru bicara Taliban kemudian membantah bahwa salah satu pejuang mereka yang menjaga perimeter bandara telah tewas.
Tidak jelas apakah pelaku bom bunuh diri meledakkan kedua ledakan tersebut atau salah satunya adalah bom yang ditanam.
Juga tidak jelas apakah orang-orang bersenjata ISIS terlibat dalam serangan itu atau apakah tembakan yang mengikuti ledakan itu adalah penjaga Taliban yang menembak ke udara untuk mengendalikan massa.
Video yang diambil setelah serangan itu menunjukkan mayat-mayat di saluran air limbah di dekat pagar bandara, beberapa diambil dan diletakkan di tumpukan sementara warga sipil yang meratap mencari orang yang mereka cintai.
Sementara itu Biden mengatakan pada Kamis malam bahwa dia telah memerintahkan Pentagon untuk merencanakan bagaimana menyerang ISIS-K, afiliasi ISIS yang mengaku bertanggung jawab.
"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayar," kata Biden dalam komentar yang disiarkan televisi dari Gedung Putih.
(*)