Inilah Badai Sitokin yang Buat Deddy Corbuzier Nyaris Meninggal Saat Terinfeksi Covid-19, Segera Larikan ke RS Jika Temui Cirinya!

Senin, 23 Agustus 2021 | 19:16
TRIBUNWOW.COM

Deddy Corbuzier ceritakan pengalaman alami Covid-19 dan badai sitokin.

Sosok.ID - YouTuber Deddy Corbuzier menceritakan pengalamannya saat menghadapi badai sitokin.

Bahkan dia mengatakan berada di ambang kematian karena hal tersebut.

Pria berusia 44 tahun itu mengaku terserang penyakit Covid-19 setelah merawat keluarganya.

Mengira tubuhnya prima dan akan sulit terserang penyakit, Deddy dilarikan ke rumah sakit ketika suhu tubuhnya mencapai 41 derajat.

Baca Juga: Pamit Lalu Menghilang dan Tak Unggah Podcast, Deddy Corbuzier Sempat Kritis: Kondisi Ini Bisa Ngebuat Orang Meninggal

"Akhirnya saya masuk rumah sakit dan kondisinya saat itu panas, demam, badan sakit semua, dan saya kecewa. Kecewa sekali."

"Sangat kecewa karena saya tidak menyangka orang seperti saya bisa seperti itu, dengan semua yang saya lakukan saya kecewa," kisahnya melalui YouTube, dikutip dari Grid.ID, Senin (23/8/2021).

Menurut ayah dari Azka Corbuzier ini, dia mengalami kondisi badai sitokin, yang disbutnya sebagai masa kritis.

"Badai sitokin ini adalah masa kritis, di mana hidup atau mati. Itu yang sebenarnya terjadi kenapa saya harus hilang (dari media) pada saat itu," tandas Deddy.

Baca Juga: Jantung Anaknya Berhenti Berdetak, Kalina Ocktaranny Menangis dalam Dekapan Azka Corbuzier, Anak Deddy Corbuzier Sampaikan Ini pada Ibunya

Setelah menceritakan pengalamannya, banyak yang penasaran tentang apa itu badai sitokin.

Dikutip dari Kompas.com, dokter umum dan kandidat PhD bidang medical science di Kobe University Adam Prabata pernah memaparkan penjelasannya.

Badai sitokin yakni reaksi imun berat di mana tubuh memproduksi dan melepaskan sitokin ke darah dengan sangat cepat dan banyak, kata Adam.

"Jadi nanti sesuai alurnya karena sitokin banyak, jadi respons sel imun juga akan jadi masif," ujarnya, Minggu (9/5).

Baca Juga: Disomasigegara Sebut Orang Gila Bebas Covid-19, Deddy Corbuzier Ujung-ujungnya Ngaku Cuma Bercanda: Saya Cuma YouTuber Biasa...

Banyaknya sitokin dalam tubuh bisa menimbulkan reaksi inflamasi. Badai sitokin ini juga bisa dialami penderita Covid-19 yang masih menjalani rawat inap maupun yang sudah pulih.

Adam meminta agar orang yang terpapar atau telah pulih segera menghubungi fasilitas kesehatan apabila mengalami beberapa kondisi berikut:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada, berdebar
  • Lemah sebelah, tidak sadar
  • Nyeri kepala hebat
  • Kondisi gawat darurat lain
Baca Juga: Tergoda dengan Moleknya Tubuh Luna Maya, Deddy Corbuzier Putuskan Blokir Instagram Mantan Ariel Noah Demi Cegah Hal 'Berbahaya': Terlalu Menggoda..

Reaksi sistem kekebalan tubuh

Dikutip dari Kompas.com, 16 Mei 2020, Penanggungjawab Logistik dan Perbekalan Farmasi RSUP Dr Kariadi Semarang Mahirsyah Wellyan TWH., S.Si., Apt., Msc., menjelaskan badai sitokin atau cytokine strom merupakan reaksi berlebih sistem kekebalan tubuh.

Saat SARS-CoV-2 memasuki tubuh, sel-sel darah putih merespon dengan memproduksi sitokin.

Sitokin merupakan protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh guna melakukan berbagai fungsi penting dalam penanda sinyal sel.

Baca Juga: Hotman Paris Menangis, Layangkan Kritikan Pedas, Tak Tahan Saksikan Penanganan Covid-19 di Indonesia

Sitokin tersebut kemudian bergerak menuju jaringan yang terinfeksi dan berikatan dengan reseptor sel guna memicu reaksi peradangan.

“Pada kasus Covid-19, sitokin bergerak menuju jaringan paru-paru untuk melindunginya dari serangan SARS-CoV-2,” jelas Mahirsyah.

Secara normal sitokin akan berhenti sebentar saat merespon kekebalan di daerah infeksi.

Namun, saat kondisi badai sitokin, sitokin akan terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh akan terus berdatangaan dan bereaksi di luar kendali.

Baca Juga: Tegaskan Akui Covid-19 Nyata, Jerinx Sebut Sosok yang Berhasil Luluhkan Dirinya untuk Vaksin, Nora Alexandra: Akhirnya

Akibatnya, paru-paru dapat mengalami peradangan yang parah, karena sistem kekebalan tubuh berusaha keras untuk membunuh virus.

Saat peradangan, sistem imun juga akan melepas molekul bersifat racun bagi virus dan jaringan paru-paru.

Saat itulah, jika tak ditangani dengan tepat, maka fungsi paru-paru akan menurun, hingga pasien sulit bernapas dan bisa berpotensi bahaya. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com, Grid.ID

Baca Lainnya