Tiongkok Makin Nekat, Indonesia Harus Waspada Gegara Program Militer Rahasia Beijing Pernah Jangkau Dekat Sulawesi yang Berbatasan Dengan Laut China Selatan

Kamis, 15 Juli 2021 | 18:31
Tangkapan Layar/24h

(ilustrasi) Tiongkok Makin Nekat, Indonesia Harus Waspada Gegara Program Militer Rahasia Beijing Pernah Jangkau Dekat Sulawesi yang Berbatasan Dengan Laut China Selatan

Sosok.ID-Demi bisa kuasai Laut China Selatan, Tiongkok semakin berani mengembangkan sejumlah program militer rahasianya.

Program militer rahasia tersebut ternyata pernah ketahuan sampai menyasar di wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Seperti yang dilansir dari euresiatimes.com(8/7/2021), menurut South China Morning Post, Beijing baru-baru ini mendeklasifikasi laporan tentang pengembangan kapal selam drone, sebuah proyek yang telah dimulai pada tahun 2010.

Benda tersebuta adalahdrone bawah air yang mampu mengidentifikasi, melacak, dan menyerang kapal selam musuh tanpa campur tangan manusia.

Baca Juga: Sengit, PLA Kejar Kapal Perang AS pada Peringatan Arbitrase Laut China Selatan, Beijing Yakin Joe Biden Inginkan Baku Hantam

Ternyata kapal tanpa awak ini merupakan bagian dari proyek rahasia China, yang rinciannya telah dideklasifikasi.

Para peneliti mengungkapkan drone tak berawak itu dikirim untuk berpatroli di kedalaman 10 meter di sepanjang rute yang telah diatur sebelumnya.

Laporan tersebut tidak memberikan lokasi atau rute spesifik dari kapal selam tak berawak, tetapi koordinat dari peta di surat kabar menunjukkan bahwa kapal selam itu mungkin terletak di dekat pantai provinsi Fujian di China atau di sepanjang Selat Taiwan.

Dipercayain kini China tengah bekerja untuk mengembangkan platform tak berawak seperti kapal permukaan, pesawat layar jarak jauh, dan stasiun penelitian di dasar Laut China Selatan yang disengketakan.

Baca Juga: Perang Hampir Saja Terjadi di Laut China Selatan, Detik-detik Ketegangan Kapal Tempur AS dengan Tiongkok Terjadi, Nama Indonesia dan Negara-negara Tetangga Ikut Terseret

Serta, drone yang mampu terbang di atas dan di bawah permukaan Laut China Selatan.

Dari semua itu, tampaknya China telah menggunakan kapal selam drone di Laut China Selatan selama bertahun-tahun untuk melakukan operasi pengawasan dan pengintaian bawah air.

Pada Desember 2020, The Guardian melaporkan bahwa Kendaraan Bawah Air tak berawak (UUV) China ditemukan di dekat Pulau Selavar di Sulawesi Selatan, Indonesia.

Pakar militer Indonesia mengklaim itu adalah UUVChinese Sea Wing (Haiyi).

Baca Juga: Mimpi Buruk Nelayan Filipina Setelah Milisi Beijing Tabrak Kapal di ZEE Laut China Selatan, Sosok Randy Megu: Saya Sangat Takut..

Media China via eurasiantimes.com

Kendaraan air tak berawak besar HSU001 China.

Chinese Sea Wing (Haiyi) merupakan UVV yang diproduksi oleh Shenyang Institute of Automation di Chinese Academy of Sciences.

Kendaraan bawah laut tak berawak tersebut diyakini mampu mengumpulkan data penting seperti suhu, salinitas, kekeruhan, dan kadar oksigen air secara real-time.

Data yang dikumpulkan dari UUV dapat digunakan untuk pengoperasian kapal selam yang efektif.

Terkait kapal selam tak berawak, China sendiri selama dua dekade terakhir telah banyak berinvestasi untuknya.

Pada Juli 2018, direktur program rahasia di Shenyang Institute of Automation, mengungkapkan rincian Proyek 912-nya.

Baca Juga: Mulai Berani? Taiwan Desak AS Hancurkan China untuk Hentikan Invasi, Ketakutan Perang Sangat Kencang

Proyek tersebut menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan misi pengawasan, peletakan ranjau, dan serangan, menurut Military and Aerospace Electronics.

Banyak ahli berpendapat bahwa China sangat mengembangkan kapal selam independen berkemampuan AI.

Seperti kendaraan bawah air tak berawak ekstra besar (XLUUVs) untuk melawan meningkatnya kehadiran AS di Indo-Pasifik.

Pada tahun 2018, China dilaporkan meluncurkan rencananya untuk mengembangkan pangkalan bawah laut yang disimulasikan AI, yang terdiri dari kapal selam independen.

Baca Juga: Penyusup Dari Tiongkok Sampai Kocar Kacir, Inilah Pasukan

Di bawah pangkalan tersebut, kapal selam drone simulasi AI akan melakukan misi pengawasan, mengunduh data yang dikumpulkan, mengisi ulang sendiri dan berhasil kembali ke pangkalan.

Pangkalan yang diusulkan untuk dikembangkan pada kedalaman 36.000 kaki tersebut akan mampu mengumpulkan data mengenai sekitarnya.

Juga memproses data yang dikumpulkan dan secara efektif mengirimkannya ke titik yang ditentukan, kapal atau pangkalan darat.

(*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber intisari-online.com, south china morning post